Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul)

Semua tidak kaget dan hal yang lumrah dalam merasakan peristiwa dalam pesta demokrasi yang di gelar tiap lima tahunan di negeri kita. Sebenarnya pemilu di negeri kita sudah bebapa kali di laksanakan dari tahun pertama kali pada tahun 1950an .

Setiap penyelenggaraan pemilu dari masa ke masa memang berbeda peserta kontestan baik partai politik ,tokoh dan sistem peneyelenggara dan yang tidak kalah penting kursi yang di perebutkan kursi parlemen dari pemilu pertama di gelar tahun 1955 sampai 1999,dan sistem pemilu yang mana presiden di pilih oleh Anggota parlemen atau Anggota DPR ,yang mana pada saat pemilu di ikuti kontestan mulai 30 Parpol , dan tahun 1977 di ikuti dan 2 Partai politik dan satu golongan yaitu PPP,PDI dan Golkar dan pada pemilu 1999 di ikuti Multi partai lagi dan pada pemilu 2004 Selain memilih Anggota Parlemen /Anggota Dewan baik Pusat ,Propinsi,kabupaten juga memilih prseiden wakil Presiden serta Anggota DPD secara langsung.

Selama perhelatan pemilu yang telah berlangsung selama 12 kali tersebut tidak bisa di pungkiri yaitu perbedaan pilihan dan ini kadang gesekan anatar masing -masing pendukung tidak terelakan. Dalam hal inilah maka setiap.pelaksanaan pemilu yang Namanya guncangan atau gempa pemilu pasti terjadi ,ini di sebabkan Benerapa akumulasi dari pemantik yamg mana itu bisa datang dari penyelenggara pemilu , pengawas , para calon presiden -Wakil presiden Calag ,partai politik ,tim sukses maupun kelompok atau organisasi yang mana dalam hal ini tekotaminasi hal-hal yang condong ke salah satu calon .

Memang di sadari bahwa pilihan politil tiap masing -masing pribadi berbeda -beda dan itu sunatullah ,tapi bagaimana kita harus menjaga hubungan yang baik dengan menjaga sama dengan para calon. Jangan Sampai Hanya berbeda pilihan kita menjadi rusak persatuan dan kesatuan anak bangsa terganggu dan menimbulkan guncangan atau gempa pemilu.efek dari Bahasa tutur kata yang tidak baik dengan bahasa kasar yang mana itu bisa menjadi bumerang atau senjata makan tuan dan kita di pertontonkan dengan jelas bahwa perilaku atau tindakan tidak mencerminkan kedewasaan dalam berpolitik dengan baik dan elegan.dan yang menjadi korban adalah Rakyat indonesia terutama umat islam.

GEMPA BUMI.

Di hari pertama kita harus meraskan suadara saudara kita di sumedang dengan kejadian Gempa bumi dengan kekuatan 4,1 SR dan ini merupakan musibah dan in harus menjadi intropeksi bagi seluruh rakyat indonesia dan di situlah kita di uji akan nilai -nilai empati dan kepedulian terhadap saudara kita yang sedang menipa musibah terutama bagi para kontestan pemilu 2024 baik itu capres -cawapres,calon legislatif.

Jangan hanya Rakyat di peralat dan objek untuk kepentingan sesaat bagi para kontestan itu sendiri jangan sampai para kontestan menikmati kesuksesan di atas penderitaan rakyat atau masyarakat itu sendiri.

Semoga pemilu dapat melahirkan sosok sosok pemimpin bangsa yang mempunyai Karekte”r Kenegarawanan sejati .”

Penulis adalah Ketua PRM Troketon,Pedan Klaten ,Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten ,Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan .