sieradMU.com Kota – Dinas Kesehatan Klaten merilis peningkatan kasus deman berdarah dengue (DBD) di tengah pandemi Covid-19. Sampai dengan pertengahan tahun ini sudah ada 310 kasus dengan tujuh orang telah meninggal dunia.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto mengakui terjadi peningkatan kasus tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Sebagai gambaran di 2018 terdapat 20 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Sedangkan di 2019 terdapat 310 kasus dengan lima orang meninggal dunia. Untuk tahun ini saja baru di pekan ke-27 saja sudah 310 kasus dengan tujuh meninggal dunia,” jelas Anggit saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/7/2020).

Lebih lanjut, Anggit mengatakan, dengan adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih banyak di rumah. Hal ini membuat dirinya yakin jika kebersihan rumah dari jentik-jentik nyamuk pasti terjaga.

Dirinya menyoroti kurang perhatiannya di sekitar lingkungan rumah yang mungkin terdapat genangan air yang menjadi berkembangnya jentik nyamuk. Maka itu pemberatasan sarang nyamuk (PSN) menjadi kegiatan utama dalam menghentikan laju kasus DBD.

“Memang saat diperiksa jumantik ke rumah warga memang bersih dari jentik-jentik nyamuk Tetapi di halaman rumahnya mungkin ada barang maupun bongkahan batu yang menjadi penampungan air sehingga menjadi sarang nyamuk,” jelasnya.

Anggit meminta warga untuk memperhatikan keberadaan jentik nyamuk di sejumlah penampungan air yang ada di lingkungan rumah untuk segera dilakukan pembersihan. Mengingat jika hanya mengandalkan fogging saja dinilai kurang efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja.

Dirinya mendorong pihak desa untuk berinovasi dalam menekan kasus DBD di wilayahnya masing-masing di tengah pandemi Covid-19. Di samping itu pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait PSN melalu media sosial. Harapannya dengan sejumlah langkah yang diambil itu bisa menekan kasus DBD di Klaten.

“Saya harapkan kecamatan-kecamatan yang terdapat kasus DBD untuk perlu menjadi perhatian. Terutama Kecamatan Ngawen yang sudah ada dua orang meninggal dunia akibat DBD,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Klaten Cahyono Widodo menjelaskan perlunya penting penyelidikan epidemiologi terlebih dahulu. Hal itu untuk mengetahui sumber berkembangnya nyamuk aedes aegypti hingga menyebabkan terkena DBD.

Reporter : Nur Muhammad – Editor : Putri