sieradMU.com Pedan – Ditengah gejolak masyarakat yang mengeluh karena tidak tercover Program bantuan sosial tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos), Warga Kecamatan Pedan justru berinisiatif memotong dana yang diterima untuk warga yang tidak menerima.

Warga  di Dukuh Polaman, Desa Beji, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, penerima BST harus merelakan sepertiganya untuk warga lain yang belum mendapatkan bantuan. Jatah Rp 600.000 dipotong Rp 200.000.

“Saya dapat (BST Rp 600.000) sudah saya ambil kemarin. Setelah itu setor Rp 200.000 dikumpulkan jadi satu sama yang lain. Setelah terkumpul nanti diberikan ke tetangga yang belum dapat BST,” ujar Sugeng saat ditemui, Jumat (15/5/2020).

Menurutnya  tak masalah jika jatahnya dipotong untuk disumbangkan kepada tetangganya yang tak mendapatkan bantuan karena sudah menjadi kesepakatan warga.

“Kalau sudah terkumpul nanti dibagi rata karena kasian yang tak dapat bantuan. Biar sama-sama menikmati meski tak seberapa. Kalau soal Covid-19 semua terdampak,” tuturnya.

Salah satu warga yang tak mendapat BST, Wiji, mengaku senang akan dapat bagian dari tetangga dan keluarganya yang mendapatkan BST.

“Dapat berapapun saya terima. Bisa buat bantu kebutuhan keluarga,” imbuhnya.

Kepala Desa Beji, Marsidi, mengatakan, pencairan program BST di Desa Beji secara umum berjalan lancar. Hanya saja persoalannya sama dengan yang lain, yakni data penerima dari Kemensos berbeda dengan data yang diajukan desa. Bahkan yang dobel sekitar 16 kepala keluarga (KK), dapat dari bank dan Kantor Pos.

“Mereka yang dapat dobel sudah dinonaktifkan, jadi tak bisa mengambil yang di Kantor Pos. Kalau soal bantuan yang dipotong Rp 200.000 itu kami dari desa tak tahu menahu. Mungkin itu bagian dari kearifan lokal dan inisiatif warga untuk saling membantu,” ujarnya.

Reporter : Nur Muhammad – Editor : Dinda