sieradMU.com Kemalang – Meski telah terjadi penggembungan, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta belum menaikkan atau menurunkan status gunung Merapi dari status waspada level II.

Seperti diketahui dalam bebebrapa beberapa hari terakhir, aktivitas Gunung Merapi dengan adanya deformasi penggembungan.

“Berdasarkan alat ukur deformasi kususnya EDM ( Electronic Distance Measurement) terjadi pemendekan atau penggembungan ditempat dari sektor barat laut atau dari Pos Babadan, sementara disektor lain belum terjadi”,kata Staf Ahli Geologi Gunung Api BPPTKG Yogyakarta, Dewi Sri kepada wartawan di Kecamatan Kemalang.

Diakui penggembungan terjadi karena adanya desakan dari dasar gunung, tetapi bentuknya apa kami belum mengetahui. Penggembungan yang terlihat sejak 21 Juni 2020 hingga sekarang tercatat penggembungan terjadi 3 milimeter per hari.

“Dengan terjadinya penggembungan ini tentu harus diwaspadai dengan aktifitas apa yang akan terjadi di gunung yang berada di perbatasan Jateng DIY tersebut”,ucapnya.

Dewi menyatakan jika terjadi letusan makan ancaman yang harus diwaspadai adalah daerah yang berada di sebelah selatan dan tenggara gunung merapi yaitu Kabupaten Sleman dan Klaten.

“Dengan kondisi aktifitas vulkanik merapi dalam beebrapa hari ini ya ada kemungkinan naik atau turun, ancaman tetap mengarah ke Selatan dan Tenggara, Sleman dan Klaten sesuai arah bukaan kawahnya”,ujarnya.

Terpisah Kepala Pelaksana BPBD Klaten, SIP Anwar ketika dikonformasi menyebut jika belum ada perubahan status merapi baik menurun maupun naik.

“Kami belum menerima informasi tentang perubahan status merapi dari BPPTKG Yogyakarta, statusnya masih waspada level 2 “,katanya, Kamis (16/7/2020).

Reporter : Nur Muhammad – Editor : Dinda