Sieradmu.com Klaten – Merasa geram dengan pihak tambang karena dampak yang dirasakan, Ratusan Warga di perbatasan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) menggelar aksi damai, Jum’at (2/2/2024). Puncaknya warga membuat patok cor ditengah jalan yang dilewati truk pengangkut tambang.

Informasi yang dihimpun sieradmu, Aksi damai tersebut merupakan buntut kejadian longsornya talut yang menimpa warga Dusun Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno pada Rabu (31/1/2024). Warga yang demo berasal dari Desa Ngandong dan Kragilan, Kecamatan Gantiwarno Klaten. Begitu juga Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul.

Nampak, Warga membawa tiga spanduk besar bertuliskan tuntutan yang dibentangkan di jalur truk tambang. Di antaranya warga meminta janji kompensasi dipenuhi dan fasilitas umum yang rusak harus dibenahi. Seperti talut hingga ruas jalan setempat yang mengalami kerusakan cukup parah akibat dilintasi truk pengangkut material tol itu. Beberapa tokoh masyarakat dan kades nampak berorasi dalam aksi tersebut.

Kemudian warga berorasi bergantian mulai dari kepala desa, tokoh masyarakat dan warga sekitar. Warga lalu memasang portal cor semen di tengah jalan yang biasanya dilintasi untuk truk proyek Tol Solo-Jogja.

Tokoh masyarakat Desa Ngandong, Madyo usai berorasi menjelaskan, sebanarnya Kami bersama warga tidak menolak dengan adanya tambang ini. Tapi pada akhirnya berjalan dengan tidak baik karena terjadi bencana longsor dan banjir serta jalan rusak kami.

“Yang menyedihkan lagi adalah janji-janji pihak tambang ke warga kami, dalam mediasi jauh sebelumnya semua tidak bisa direalisasikan,” katanya.

Menurutnya sejumlah kompensasi yang tidak direalisasikan seperti perbaikan drainase hingga perawatan jalan. Hal itu yang membuat warga melakukan aksi menutup akses bagi truk pengangkut tol.

Dalam orasinya, Lurah Serut, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, Giyanto mengungkapkan, pihaknya kesulitan berkomunikasi dengan pihak penambang selama lima bulan terakhir. Hal itu tidak ada solusi atas berbagai dampak aktivitas penambangan di wilayahnya tersebut.

“Sepertinya pihak tambang tidak kooperatif, tidak sesuai apa yang menjadi kesepakatan. Padahal tulisannya ada, kesepakatan itu kompensasi dan tanggungjawa tambang. Contohnya membenahi talut yang ambrol and drainase, itu ada dalam kesepakatan,” ucapnya.

Terkait persoalan warganya, Camat Gantiwarno Veronico Retno Setyoningsih menyebut, ada tiga desa yang terdampak dari aktivitas tambang uruk tol. Banyak sekali yang dijanjikan (pihak penambang) tetapi tidak direalisasikan

“Sebelumnya warga juga melakukan aksi yang sama yakni menutup akses jalan bagi truk pengangkut material tol. Lalu dibongkar kembali oleh pihak penambang. Kemudian warga kembali menutup dengan memasang portal cor semen di tengah jalan”,ucapnya.

Sedangkan dari pihak penambang selama aksi damai berlangsung tidak ada satupun yang bisa dimintai keterangan.(Nur/*)