sieradmu.com Jakarta – Selama lebih dari satu dekade, tanggal 8 Maret diperingati sebagai International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional. Tahun ini, IWD mengusung tema #EmbraceEquity atau merangkul kesetaraan guna mengajak masyarakat global bersama menantang stereotip gender, diskriminasi dan mendorong inklusivitas secara kolektif.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank juga berperan aktif mewujudkan kesetaraan perempuan Indonesia di sektor ekonomi melalui program pemberdayaan berbasis komunitas, Desa Devisa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap proporsi perempuan di posisi manajerial pada tahun 2022 mencapai 32,26 persen. Sedangkan dari sisi kewirausahaan, sebanyak 64,5 persen UMKM di Indonesia pada tahun 2021 dikelola oleh perempuan.

“Akselerasi penguatan perempuan di berbagai sektor mulai merata, utamanya dalam pengelolaan usaha. Tak jarang para pengelola perempuan inilah yang berhasil mendorong produk-produk asli indonesia menembus pasar mancanegara. Agar laju pertumbuhan kontribusi perempuan dalam bidang usaha bisa berkelanjutan, perlu ada keseimbangan dari sisi pemberdayaan dan fasilitas yang mumpuni,” ujar Gerald Grisanto, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI.

LPEI telah membina 195 Desa Devisa yang tersebar di 9 provinsi, termasuk Desa Devisa Gula Semut dan Desa Devisa Fashion Jawa Timur, yang telah membuktikan kekuatan perempuan dalam menopang perekonomian hingga mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Sebanyak 944 dari 1.888 warga yang diberdayakan dalam Desa Devisa Klaster Gula Semut adalah perempuan. Angka tersebut menunjukkan bahwa perempuan maupun laki-laki memiliki kontribusi yang setara. Para perempuan yang seluruhnya merupakan istri petani atau penderes mendapat beragam pelatihan dan pendampingan dari LPEI yang mencakup peningkatan mutu produksi, penyusunan laporan keuangan, perluasan akses pasar hingga fasilitasi pameran Tak sia-sia, pemberdayaan warga yang tinggal di Desa Bumisari, Kabupaten Purbalingga ini mampu menghasilkan produk kualitas tinggi yang dilirik pasar global.

Tercatat per September 2022, nilai penjualan Desa Devisa Klaster Gula Semut mencapai Rp14,8 miliar. Selain itu, produk dan budidaya tanaman di desa mereka berhasil mendapatkan sertifikasi United States Department of Agriculture (USDA) Organic, ID-BIO-149 Non-EU Agriculture, hingga Japanese Agricultural Standards (JAS).

Di sisi lain, LPEI membina sebanyak 2.845 pengrajin batik dan tenun dalam hal keterampilan dan usaha ekspor di Desa Devisa Klaster Fashion Jawa Timur. Dari total pengrajin tersebut, lebih dari 85 persen adalah perempuan. Hasilnya pun tidak main-main, Desa Devisa ini mampu meraih nilai penjualan ekspor hingga Rp 845 juta.

“Selaras dengan semangat Hari Perempuan Internasional, LPEI terus berusaha untuk merangkul para perempuan di berbagai Desa Devisa agar dapat setara dalam memberikan kontribusi bagi komunitas. Desa Devisa Klaster Gula Semut hingga Desa Devisa Klaster Fashion Jawa Timur menjadi bukti nyata partisipasi yang inklusif terbukti dapat memberikan hasil yang maksimal,” jelas Gerald.

Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, LPEI memiliki fungsi untuk mendorong pertumbuhan ekspor nasional dengan penyediaan pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultansi ekspor. (Nur)