sieradmu.com Delanggu – Puluhan mahasiswa dari 16 negara terjun kesawah yang berada di Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Kamis (21/7/2022) untuk memanen padi rojolele lama yang pernah berjaya.

Padi rojolele yang ditanam Gapoktan Sedoyo Makmur ini tergolong usia lama UNS memfasilitasi gapoktan menanam kembali untuk mempertahankan kualitas, rasa dan hasil yang lebih maksimal dan memiliki nilai jual lebih tinggi.

Sugiyo dari Balai Penyuluh Pertanian, Kecamatan Delanggu mengatakan, padi rojolele yang dikembangkan Gapoktan Sedoyo Makmur diatanam diatas lahan sekitar 4000 meter persegi. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, rata rata hasil panen padi rojolele dari pengubinan yang dilakukan mencapai 5,6 ton per hektar gabah kering panen (GKP).

“Kami ikut mendampingi selama masa tanam sampai dengan panen 21 juli 2022, hasilnya lumayan, kualitas gabahnya juga bagus, hanya saja usia tanamnya relatif lama yakni 168 hari”,kata Sugiyo.

Pandu Purwandaru, Ketua Tim Penelitian UNS di Desa Sabrang mengungkapkan program kerjasama ini dimulai pada tahun 2020, diawali dengan forum group discusion (FGD) antara Tim Peneliti dengan Gapoktan Sedoyo Makmur, akhirnya mengerucut para petani menginginkan kembali tanam padi rojolele sebagai icon beras delanggu.

“Singkat cerita kita mendapatkan benih dari Balai Besar Penelitian Padi Subang, di Sukamandi, Jawa Barat, akhirnya dari yang sedikit tersebut dikelola dari petah lahan 4 meter persegi, kemudian selama 2 tahun dapat memperluas lahan menjadi 4000 meter persegi”,ungkapnya.

Kehadiran para mahasiwa asing ini menurutnya dalam rangka melihat secara langsung proses memanen padi secara tradisional. Mereka para mahasiswa dari 16 negara yang masuk program UNS International Scholarship, merupakan program beasiswa kemitraan negara berkembang.

“Para mahasiswa asing ini datang dari berbagai negara, ada 15 negara ditambah 1 mahasiswa dari ukraina”,ujarnya. (Nur)