Oleh : Iis Irawati (Guru TK Alam Harapan Kita di Kecamaan Klaten Tengah, Klaten-Jawa Tengah)

Penelitian ini berlatar belakang dari permasalahan tentang kurangnya kepercayaan diri anak waktu menceritakan kembali tentang ciptaan Tuhan dan waktu diadakan tanya jawab. Sehingga permasalahan ini yang diangkat adalah apakah bercerita dengan menggunakan media boneka tanganmampu meningkatkan rasa percaya diri anak dan mampu menstimulasi perkembangan kemampuan bahasa anak pada anak kelompok A di TK Alam Harapan Kita Semester 2 tahun pelajaran 2022/2023.

Karya ilmiah ini disajikan oleh peneliti dimana siswa masih mengalami krisis kepercayaan diri sehingga kemampuan dalam menyimak dan berbicara dalam bercerita masih rendah. Rendahnya tingkat kemampuan menyimak anak di tandai dengan adanya sebagian siswa masih diam saja ketika ditanya, siswa belum mempunyai rasa percaya diri, tingkat kemauan bicara masih rendah serta anak cenderung lebih mudah bosan saat pembelajaran.

Berdasarkan peneliatan ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan tingkat kemampuan berbicara dalam bercerita di kelompok Matahari (TK A) TK Alam Harapan Kita masih rendah, beberapa faktor tersebut adalah, Karakteristik anak usia 4-5 tahun pemalu, Pengaruh dari berbagai permainan elektronik seperti ( Play station, gadget tablet, HP
dan komputer) dengan berbagai permainannya yang menarik, Pembelajaran yang kurang menarik, anak hanya mendengar ceramah dari guru, Metode yang di gunakan untuk mengajar kurang menarik.

Kajian Pustaka

seperti diketahui, Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK. Cerita yang dibawakan Guru secara lisan harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK (Moeslichatoen R, 1996: 103). Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di TK haruslah memperhatikan hal-hal diantaranya, Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK. Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu dan mengasyikkan sesuai kehidupan anak yang penuh suka cita dan Kegiatan bercerita diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik, yang menggetarkan perasaan anak, serta dapat memotivasi anakuntuk mengikuti cerita sampai tuntas.

Persiapan yang harus diperhatikan Guru sebelum bercerita adalah, para guru harus Menguasai isi cerita secara tuntas. Memiliki ketrampilan bercerita. Berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus-menerus. Menggunakan perlengkapan yang menarik perhatian anak. Menciptakan situasi emosional sesuai dengan tuntutan cerita.
Teknik-teknik yang bisa digunakan Guru dalam membacakan cerita, Membaca langsung dari buku cerita, Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku, Menceritakan dongeng, Bercerita dengan menggunakan papan flannel, Bercerita dengan menggunakan media boneka, Dramatisasi suatu cerita, Bercerita sambil mamainkan jari-jari tangan.

Metode mengajar secara umum bisa dilakukan dengan, Metode memberitahu; dengan diskusi, story telling, Mengerjakan langsung; dengan praktek langsung. Metode visual; dengan cara demonstrasi, Metode mental; dengan deduktif, induktif, analisis.

Manfaat Bercerita Bagi Anak TK

Manfaat kegiatan bercerita bagi pencapaian tuuan pendidikan Taman Kanak-kanak (Moeslichatoen R, 1996:107)
antara lain sebagai berikut: Bagi anak TK mendengarkan cerita yang menarik dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah. Kegiatan bercerita memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan
keagamaan. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan. Memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Memungkinkan pengembangan dimensi perasaan anak TK.
Metode bercerita digunakan Guru untuk memberikan informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan bermacam pekerjaan. Membantu anak membangun bermacam peran yang mungkin dipilih anak dan
bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.

Tujuan Kegiatan Bercerita Bagi Anak TK

Secara umum kegiatan bercerita memiliki tujuan sebagai berikut, Menanamkan pesan-pesan atau nilai moral dan agama yang terkandung dalam sebuah cerita, sehingga mereka dapat menghayatinya dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang perlu diketahui oleh anak.


Menyimak

Pendapat Tarigan (2005) bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Sabarti juga mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara lisan.

Fungsi Menyimak

Berdasarkan pendapat Sabarti (1992) dan Tarigan (2005) dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak berfungsi untuk, Menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua. Menjadi dasar pengembangan kemampuan bahasa tulis (membaca dan menulis). Menunjang keterampilan berbahasa lainnya.Memperlancar komunikasi lisan serta Menambah informasi atau pengetahuan.

Tujuan Menyimak

Tarigan mengemukakan ada tujuh tujuan orang menyimak, yaitu Untuk belajar, memecahkan masalah, mengevaluasi, mengapresiasi, mengkomunikasikan ide-ide, membedakan bunyi-bunyi dan untuk meyakinkan. Sabarti juga mengemukakan beberapa tujuan menyimak, yaitu : Menyimak untuk belajar, menilai, mengparesiasi serta memecahkan masalah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menyimak bagi anak adalah untuk belajar, mengapresiasi, menghibur diri, memecahkan masalah yang dihadapi.

Jenis-jenis menyimak yang dikembangkan untuk anak usia dini menurut Bromley (1990)
adalah sebagai berikut :

1) Menyimak informatif, yaitu menyimak atau mendengarkan informasi untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta-fakta, ide-ide, dan hubungan-hubungan.
2) Menyimak kritis, yaitu kemampuan untuk menganalisis apa yang didengar dan membuat sebuah keterangan tentang hal tersebut dan membuat generalisasi berdasarkan apa yang didengar.
3) Menyimak apresiatif, yaitu kemampuan untuk menikmati dan merasakan apa yang didengar.

Strategi Pengembangan Kemampuan Menyimak

Paley dalam Bromley mengemukakan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang dewasa sebagai contoh pada anak agar menjadi pendengar aktif yaitu :
1) Tetap diam, penyimak tidak menambahkan kata-kata sewaktu pembicara berhenti.
2) Anak akan belajar banyak jika guru mendengarkan lebih banyak.
3) Mempertahankan kontak mata.
4) Menggunakan bahasa nonverbal.
5) Menangkap pengertian.
6) Membagi kesan mental.
7) Mendorong berbicara.
8) Partisipasi kelompok.

Secara lebih khusus metode-metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan menyimak pada anak di berbagai lembaga PAUD adalah sebagai berikut :
1) Simak-ulang ucap, digunakan untuk memperkenalkan bunyi-bunyi tertentu; seperti
bunyi kendaraan, suara binatang, bunyi pintu ditutup.
2) Simak-kerjakan, model ucapan guru adalah berisi kalimat perintah dan reaksi anak
dalam bentuk perbuatan.
3) Simak-terka, guru menyebutkan ciri-ciri benda tersebut dan anak ditugaskan untuk
menerka benda yang dimaksud.
4) Menjawab pertanyaan.
5) Parafrase, guru menyiapkan puisi lalu membacakan dan anak ditugaskan menyimak
dan menceritakan kembali.
6) Merangkum.
7) Bisik berantai.
8) Identifikasi kata kunci.

Pengertian Berbicara

Menurut Browne (2009) anak dapat mengembangkan kemampuan berbicara tanpa diajarkan langsung oleh orang dewasa. Setelah alat berbicaranya matang maka anak akan mengeluarkan informasi berupa kata-kata yang didengarnya. Jalongo menerangkan bahwaberbicara berkaitan denag interaksi sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan berbicara diantaranya :

1) Faktor Neurologi
a. Perkembangan kognitif.
b. Strategi memproses informasi.
c. Kemampuan output motor.
d. Perkembangan sosial emosional dan motivasi.
2) Faktor Struktural dan Fisiologi
a. Kemampuan sensorik.
b. Kemampuan Oromuscular.
c. Mekanisme transmisi bahasa,
3) Faktor Lingkungan
a. Faktor sosial budaya.
b. Pengalaman.
c. Konteks fisik.
Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal :
1) Kematangan alat berbicara.
2) Kesiapan berbicara.
3) Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak.
4) Kesempatan berlatih.
5) Motivasi untuk belajar dan berlatih.
6) Bimbingan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut Peneliti mengunakan media boneka tangan sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara anak dalam bercerita serta memberikan pengalaman belajar bagi anak TK, Kesulitan yang dialami oleh Peneliti adalah bagaimana cara mengajarkan kepada anakagar mampu konsentrasi dengan baik dan setiap anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya.

Untuk mengatasi permasalahan diatas Peneliti menggunakan metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan sebagai solusi dari masalah tersebut. Hal ini karena dengan metode tersebut pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa memperoleh pengalaman nyata dan dapat memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Peneliti terdorong untuk melakukanpenelitian tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak dan Berbicara dalam Bercerita dengan Menggunakan Media Boneka Tangan pada Anak Kelompok A di TK Alam
Harapan Kita Klaten Utara Semester I Tahun Pelajaran 2022/2023.

Boneka Tangan

a) Pengertian Boneka Tangan

Boneka tangan ini terbuat dari kain yang tidak mudah bertiras. Kain dibentuk sesuai dengan figur cerita.Tujuan permainan boneka tangan adalah untuk mengembangkanbahasa anak, mempertinggi keterampilan dan kreativitas anak, mengajak anak belajar bersosialisasi, dan bergotong royong di samping melatih keterampilan tangan.
Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang digunakan akan mewakili tokoh-tokoh cerita yang disampaikan. Tokoh yang diwakili boneka tersebut bisa merupakan anggota keluargaseperti ayah, ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, kakek,nenek dan bisa ditambahkan anggota keluarga yang lain. Selain itu boneka bisa mewakili tokoh-tokoh satwa dalam sebuah fabel, seperti kelinci, buaya, monyet, kura-kura dan lainnya.Ada pula boneka yang mewakili buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti stroberi, wortel, terung dan lainya.

Bercerita dengan media boneka tangan ini memungkinkan Guru dan anak didik
berkreasi dengan menggunakan jari-jari tangannya. Guru dapat menciptakan bermacammacam cerita dan anak bisa mencobanya. Ada baiknya kita memperhatikan ketentuanketentuan dalam melaksanakan kegiatan bercerita dengan menggunakan boneka, seperti berikut :
1) Hendaknya kita hafal isi cerita.
2) Ada baiknya menggunakan skenario cerita.
3) Latihlah suara kita agar dapat memiliki beragam karakter suara yang dibutuhkan.
4) Gunakan boneka yang menarik dan sesuai dengan dunia anak serta mudah
dimainkan oleh guru atau orang tua maupun anak-anak.
5) Kita bisa menggunakan satu boneka, dua boneka atau beberapa boneka dengan
bentuk berlainan.
6) Apabila menggunakan satu boneka maka percakapan atau cerita dilakukan antara
anak dengan boneka yang disuarakan oleh guru atau orang tua.
7) Apabila kita menggunakan dua boneka maka percakapan atau alat cerita dilakukan
oleh kedua boneka tersebut disuarakan dengan suara berbeda.
8) Apabila menggunakan lebih dari dua boneka maka percakapan atau alur cerita
disuarakan berbeda dan alangkah baiknya kita menggunakan panggung kecil yang
dilengkapi dengan layar penutup. Boleh juga dipermanis dengan iringan musik.
Anak menyimak percakapan dan jalan cerita yang disajikan.

Kerangka Berfikir

Melalui media boneka tangan diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan
menyimak dan berbicara anak dalam bercerita. Kegiatan ini menggunakan metode bercerita
dengan media boneka tangan.

Hipotesis Tindakan

Langkah Perbaikan

Perbaikan dilaksanakan di TK ALAM HARAPAN KITA Jalan Pramuka No,43 , Klaten Tengah kelompok A (Kelas Matahari 2) dengan jumlah siswa 18 anak, terdiri dari11 anak putri dan 7 anak putra. Dilaksanakan pada bulan September 2022 sampai bulan November 2022 . Dengan mengambil temaBinatang dan Tanaman.

Perencanaan berupa persiapan yang harus disiapkan sebelum pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan ini dilakukan pada tanggal 3-7 Oktober 2022. Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru menentukan skenario perbaikan, perencanaan pembelajaran yang tertuang pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), Pengamatan dan Penilaian, dan terakhir Refleksi.

Semuanya disiapkan untuk 5 hari.Selain itu peneliti dan guru juga menentukan indikator keberhasilan, mempersiapkan media pembelajaran untuk kegiatan bercerita dengan boneka tangan dan mempersiapkan kamera unuk mengambil gambar anak dan guru ketika prosespembelajaran berlangsung sebagai dokumentasi peneliti serta menyiapkan instrument penelitian berupa lembar observasi untuk mencatat proses kegiatan bermain bercerita dengan boneka tangan dan untuk mengetahui kemampuan menyimak dan berbicara anak saat proses pembelajaran berlangsung.

Adapun langkah-langkah kegiatan perbaikan dalam meningkatkan kemampuanmenyimak dan berbicara dalam bercerita dengan menggunakan media boneka tangan, dapat diuraikan dalam tahapan-tahapan.Kegiatan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara dengan menggunakan media boneka tangan melalui kegiatan bercerita. Kegiatan ini dimasukkan ke dalam kegiatan inti pada area bahasa.

Berikut langkah-langkah perbaikan pada area bahasa pada kegiatan bercerita dengan media boneka tangan :Anak-anak memperhatikan guru dalam menyiapkan alat dan bahan-bahan. Anak mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan. Anak-anak memperhatikan guru bercerita dengan boneka tangan. Anak-anak mengambil bahan dan alat yang diperlukan. Anak-anak mulai bercerita seperti yang dicontohkan guru. Anak-anak yang kurang mampu diberi bimbingan oleh guru. Anak-anak yang dapat mengerjakan dengan baik akan mendapatkan reward dari guru.

Kegiatan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara dengan menggunakan media boneka tangan melalui kegiatan bercerita. Kegiatan ini dimasukkan ke dalam kegiatan inti pada area bahasa. Berikut langkah-langkah perbaikan pada area bahasa pada kegiatan bercerita dengan media boneka tangan, Anak-anak memperhatikan guru dalam menyiapkan alat dan bahan-bahan. Anak mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan. Anak-anak memperhatikan guru bercerita dengan boneka tangan. Anak-anak mengambil bahan dan alat yang diperlukan. Anak-anak mulai bercerita seperti yang dicontohkan guru. Anak-anak yang kurang mampu diberi bimbingan oleh guru. Anak-anak yang dapat mengerjakan dengan baik akan mendapatkan reward dari guru.

Teknik Analisis Data

Analisis dalam jenis apapun merupakan cara berpikir, sehingga berkaitan dengan pengujian sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian maupun keterkaitanhingga menyeluruh. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknikanalisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan presentase. Tujuan analisis datakualitatif yaitu untuk mengolah data dengan cara mendiskripsikan agar lebih jelas dan bermakna dalam menggambarkan data dari hasil penelitian. Perhitungan dalam analisisdata menghasilkan persentase pencapaian yang selanjutnya data yang diperoleh dinyatakan dalam sebuah predikat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan predikat BelumBerkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan, dan Berkembang Sangat Baik (BSB).
Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu data kuantitatif dianalisisdengan statistik deskriptif untuk menentukan prosentase dan nilai rata-rata (IGAK Wardani, Kuswaya Wihandit : 2011, 5.20), adapun cara penghitungannya adalah sebagai berikut :

π’‹π’–π’Žπ’π’‚π’‰ π’π’Šπ’π’‚π’Š 𝑩𝑺𝑯 + 𝑩𝑺𝑩
π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ π’‚π’π’‚π’Œ 𝐱 𝟏𝟎𝟎%

Indikator Keberhasilan
Peneliti dikatakan berhasil apabila persentase keberhasilan anak mencapai minimal 80%, hal ini dapat dilihat pada Kemampuan anak dalam menyimak dan berbicara semakin baik. Anak-anak sudah lancar dalam menyampaikan cerita dengan media boneka tangan. Keinginan anak untuk mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita meningkat.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dapat di ajukan Hipotesis Tindakan sebagaiberikut: β€œPenggunaan Media Boneka Tangan untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimakdan Berbicara dalam bercerita pada anak kelompok A di TK Alam Harapan Kita KecamatanKlaten Utara Kabupaten Klaten Semester I Tahun Pelajaran 2022/2023.