sieradMU.com Bayat – Banyak sektor mengalami perubahan semenjak dunia dilanda pandemi covid-19. Dunia Pendidikan merupakan satu dari sekian banyaknya sektor yang juga terkena dampak dari pandemi covid-19 ini. Hal ini tentunya menuntut para pengajar untuk melakukan inovasi agar proses kegiatan pembelajaran dapat tetap berjalan meski pandemi covid-19 belum juga mereda.
SD Muhammadiyah Program Khusus Bayat di awal tahun pelajaran baru 2020/2021 ini memilih untuk melaksanakan pembelajaran secara luring dan daring. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Bayat, Leli Wahyuningsih.
Leli menjelaskan bahwa menyambut Surat Edaran Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Nomor 420/2676/12 bahwa pembelajaran awal tahun pelajaran 2020/2021 dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) maka pihaknya mengambil langkah untuk memadukan pembelajaran daring dan luring.
“Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang masih sangat awal di jenjang SD dan tentunya mengingat peran guru yang tidak mungkin tergantikan dengan kecanggihan teknologi manapun. Memadukan pembelajaran daring dan luring tentu saja tidak hanya membawa kebahagiaan bagi siswa kelas 1 yang dapat bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka, tetapi kami sebagai guru juga sangat senang dan terbantu dalam penyampaian materi. Kegiatan luring ini kami sebut dengan Home Schooling,” jelas Leli, Rabu (22/07/20) pagi.
Ditambahkan oleh Leli bahwa secara teknis, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara bergantian antara daring dan luring, sehari dengan daring dan sehari dengan luring. Siswa kelas 1 yang berjumlah 54 orang dibagi menjadi 13 kelompok sesuai dengan daerah tempat tinggalnya dan setiap kelompok didampingi oleh 1 hingga 2 orang guru. Nantinya Home Schooling ini juga akan diterapkan untuk kelas 2 hingga 6.
“Setelah menjalani pembelajaran melalui daring di kelas 2-6 kini kami juga akan menerapkan program Home Schooling untuk kelas 2-6 di tahun pelajaran 2020/2021 juga akan dimulai pada hari Senin tanggal 27 Juli 2020. Diprogram Home Schooling kelas 2-6 juga menggunakan sistem kelompok sesuai daerah terdekat dengan siswa,” tambah Leli.
“Antusiasme siswa dan wali ternyata luar biasa, terpancar semangat dan kebahagiaan. Sambutan yang luar biasa semakin membesarkan semangat kami, para guru, untuk mendampingi pembelajaran siswa.” Pungkasnya.
Kontributor: Asep Nugroho.
Editor: Dinda.