sieradMU.com Bayat – Kegiatan pameran seni bernama Biennale Bank sampah melahirkan rekomendasi dari generasi z untuk pemerintahan Joko Widodo.
Ketua Artistik Biennale Bank sampah, Temanku Lima Benua, mengatakan kegiatan yang diselenggarakanĀ selama sepekan di ruang bersama Tanah Aer, Desa Paseban, Kecamatan Bayat telah dilaksanakan dengan berbagai kegiatanĀ seperti pameran karya dua dimensi dan tiga dimensi, performing art, serta diskusi merubah mainset tentang bank sampah.
“Kegiatan seni tersebut bermaksud untuk mengajak masyarakat mengubah pola pikir mereka. Perubahan itu dengan mengajak masyarakat untuk mengurangi tumpukan sampah dengan melakukan pemilahan,Ā Dengan memilah sampah, sampah tersebut dapat diolah menjadi benda yang bermanfaat dan juga dapat dijadikan karya seni sehingga mendorong sirkulasi ekonomi”,katanya, usai penutupan kegiatan tersebut.
Lieben nama akrab bocah peduli lingkungan ini lebih lanjut menjelaskan, kegiatan ini telah dilaksanakan dengan menghasilkan rekomendasi dariĀ anak-anak generasi Z [generasi yang lahir di atas tahun 2000] untuk Presiden Joko Widodo.
“Hasil dari Biennale Bank Sampah ini Adalah Kita mendukung Ā arah kebijakan dan strategi nasional (Jaktranas)dalam pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga tingkat nasional yang terpadu dan berkelanjutan, namun ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi”,jelas Lieben.
Persyaratan yang tertuang dalam surat terbuka dari Biennale Bank Sampah Mindset tersebut yakniĀ Organisasi Pemerintah harus progresif dan dinamis, Dominasi ekonomi rente harus melalui fit and proper test, Pemerintah harus berpihak dalam penganggaran yang wajar, Good government dalam pengelolaan sampah dan tidak tumpang tindih;
“Kita memandang pemerintah perlu melibatkan ahli komunikasi, sosialisasi dengan harga professional”,ujarnya.
Kepala DLHK Klaten, Sri Hadi mengungkapkanĀ dari kegiatan ini kami harapkan semakin mengubah mindset terkait sampah. Gerakan seperti ini akan terus dilakukan untuk mengubah perilaku mengolah sampah terlebih dahulu dari sumbernya seperti memilah sampah dari rumah masing-masing.
“Dari pamerah hasil pengolahan sampah, tadi kita juga sempatmelihat rumah mikro yang dibuat dari barang bekas, ini menarik dan akan diuji coba agar bisa dikembangkan masyarakat lain sebagai upaya pemanfaatan barang bekas”,ungkapnya.
Reporter : Nur Muhammad – Editor : Dinda