Pembelajaran daring (dalam jaringan) yang telah berjalan kurang lebih 1 tahun di negara kita tentu banyak memiliki pengaruh dalam berbagai aspek, seperti pada perkembangan peserta didik terutama di usia sekolah dasar. Padahal sebenarnya pembelajaran daring banyak memiliki keutamaan seperti dapat menciptakan kelompok belajar yang belum pernah bertemu sebelumnya. Pembelajaran daring juga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Materi pembelajaran dapat di akses kapan saja sesuai kebutuhan siswa.
Karakteristik perkembangan berbeda-beda pada tiap orang. Hal ini bergantung pada banyak faktor dalam diri seseorang. Perkembangan pada anak usia sekolah dasar biasanya meliputi perkembangan motorik, intelektual, bahasa, sosial, emosi, serta kesadaran dalam beragama. Anak usia sekolah dasar tentu sudah dapat berpikir secara logis, rasional dan ilmiah serta objektif terhadap sesuatu yang konkret atau nyata. Maka dari itu proses pembelajaran yang dilakukan haruslah yang konteksnya berkaitan dengan dunia nyata, seperti menghadirkan contoh yang berkaitan dengan materi secara langsung dan melakukan praktek atau percobaan.
Pembelajaran daring yang dilakukan menggunakan sarana seperti WhatsApp, Google Classroom, dan juga Zoom atau Google Meet. Pembelajaran melalui WAG bisa dilakukan dengan membagikan video pembelajaran dari youtube kemudian siswa diminta untuk menonton, selanjutnya diskusi mengenai materi yang telah dibagikan. Google Classroom untuk pengumpulan tugas siswa agar guru lebih mudah dalam melakukan penilaian. Zoom atau Google Meet digunakan untuk tatap muka secara virtual, ini sarana pembelajaran yang paling efektif karena dapat langsung melihat siswa.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar memiliki tujuan diantaranya mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, serta kesadaran siswa mengenai hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Mengembangkan keterampilan proses siswa pada penyelidikan alam sekitar guna memecahkan masalah serta membuat keputusan. Tujuan yang lain dari pembelajaran IPA di sekolah dasar yakni meningkatkan kesadaran siswa untuk ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan. Melalui pembelajaran IPA diharapkan perkembangan motorik, intelektual, bahasa, sosial, emosi, serta kesadaran dalam beragama siswa dapat terwujud.
Pembelajaran IPA yang sebagian besar materinya butuh dilakukan percobaan memang sedikit sulit apabila dilakukan dengan cara daring. Namun sebenarnya bisa saja tetap dengan daring dengan catatan guru memberikan penjelasan materi secara gamblang dan mudah dipahami, serta diberikan video contoh percobaan yang serupa dengan materi yang dipelajari. Percobaan yang dilakukan bisa dengan pantauan jarak jauh dari guru melalui Zoom atau Google Meet untuk mempermudah siswa dan guru dalam kegiatan percobaan. Percobaan IPA berbasis daring ini sangat bagus untuk melatih keterampilan siswa memecahkan masalah mengenai lingkungan di sekitararnya. Melalui kegiatan ini diharapkan perkembangan motorik, intelektual serta sosial siswa dapat berkembang, serta memunculkan ketaatan dalam beribadah dengan mengenali alam ciptaan Tuhannya. Percobaan yang dilakukan bisa dengan menggunakan alat dan bahan yang berada di rumah dengan bantuan orang tua dan guru. Diharapkan setelah percobaan dilakukan ada produk yang bisa dihasilkan,
Pembelajaran IPA dapat juga dilakukan dengan pemberian permainan berbasis software yang berkatan dengan materi IPA. Melalui permainan ini perkembangan siswa dalam hal bahasa dan emosi dapat dilatih. Siswa diajak bermain permanan yang memuat soal-soal IPA. Keterampilan siswa dalam berpikir juga bisa dilatih dalam permainan ini. Metode permainan juga menghindari dari rasa kebosanan dalam belajar daring. Selain itu siswa dapat mempelajari dan mendalami materi IPA dengan cara yang lebih meyenangkan.
Perkembangan siswa harus terus dipantau mengingat pembelajaran saat ini berbasis daring. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat serta meyenangkan akan membantu perkembangan siswa dalam banyak hal. Semakin baik perkembangan siswa akan berpengaruh pada hasil belajar dan penerapan ilmu di kehidupan sosialnya.
Ditulis oleh: Syarifah Muthohharoh
Pendidikan Guru Sekolah Dasar – Universitas Muhammadiyah Purworejo, Jawa Tengah