Peneliti : : Noviana Ayu Indra Astuti ( Guru TK Pertiwi Munggung, Kecamatan Karangdowo, Klaten)
Masa kanak-kanak merupakan periode yang sangat penting untuk mendasari pemahaman terhadap pengetahuan,sikap,dan kepribadian atau yang lebih umum mendasari pertumbuhan dan perkembangan secara menyeluruh. Pada masa kanak-kanak penyerapan informasi akan berlangsung sangat cepat dan tepat dalam merespon informasi, sehingga pada masa ini akan banyak melakukan peniruan terhadap bahasa, emosional, dan perilaku yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh anak, dimana masa ini dikenal dengan masa thegoldenage(SitiAisyah,2008:14). Padamasa ini,proses pembelajaran bagi anak meliputi berbagai aspek pertumbuhan danp erkembanga nfisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama.
Salah satu aspek perkembangan anak usia dini di Taman Kanak-kanak adalah perkembangan motorik. Artinya perkembangan keterampilan motoric sebagai Perkembangan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antaralain adalah anak mulai dapat menyikat gigi, memakai sepatu sendiri,makan sendiri menggunakan sendok dan garpu, semakin baik gerakan motoric halus anak membuat anak dapat berkreasi seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yanglurus, menjahit, sertamenganyam kertas.
Dalam mengembangkan kemampuan motorik, anak juga mengembangkan kemampuan mengamati, mengingat hasil pengamatan dan pengalamannya. Anak mengamati guru, anak lain atau dirinya saat bergerak. Ia kemudian mengingat gerakan motoric yang telah dilakukannya atau telah dilatihkan oleh gurunya agar dapat melakukan perbaikan dan penghalusan gerak. Anak juga harus memiliki keterampilan dasar terlebihd ahulu sebelum ia mampu memadukannya dengan kegiatan motoric yang lebih kompleks .
Perkembangan motorik pada usia Taman Kanak-kanak adalah belajar untuk bisa terampil menggerakkan anggota tubuh, baik motoric halus maupun motoric kasar.Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada kelompok B TK Pertiwi Munggung Kecamatan Weru menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak masih dikatakan kurang berkembang dengan maksimal. Terlihat pada kegiatan menggambar terdapat beberapa anak yang cara mewarnainya masih kaku dan kasar sehingga hasil pewarnaannya cenderung tidak rapi, selain itu ketika anak membuat sebuah gambar lingkaran, hasilnya jadi berbentuk kotak dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dalam membuat coretan tulisan masih belum rapi bahkan diantaranya masih ada yang belum bisa menulis dengan benar,serta pada saat kegiatan menjiplak hasil jiplakan anak masih terlihat kurang rapi karena hasil jiplakan berbeda dengan jiplakan aslinya dan cenderung anak selalu mengulang-ulang dalam membuat jiplakan, selain itupun ketika kegiatan mencocok hasilnya juga belum rapi bahkan diantaranya ada yang tidak sabar dan kurang teliti sehingga hanya dengan beberapa kali mencocokan langsung menyobek hasilkerjanya.
Dari hasil observasi tersebut, dapat diperhatikan dengan seksama bahwa kemampuan motorik halus anak pada kelompok B diTK Pertiwi Munggung Kecamatan Karangdowo belum berkembang,pada umumnya guru mengajar secara monoton dan guru hanya terpaku pada majalah TK. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan motorik halus dikelompok B kurang bervariasi, selain itu jarang menggunakan media pembelajaran menganyam dalam meningkatkan k emampuan motorik halus pada anak, serta dalam setiap kegiatan pembelajaran masih ada anak yang harus dibantu oleh guru ha lini menyebabkan kemampuan motorik halus anak terhambat dan dalam mengerjakan tugasnyapun anak cenderung kurang bersungguh-sungguh.
Dengan demikian peneliti bermaksud untuk meneliti dalam hal “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok B di TK Pertiwi Munggung Kecamatan Karangdowo Semester 2 Tahun Ajaran 2021/2022”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut, Kemampuan motorik halus anak masih kurang maksimal. Dalam proses belajar-mengajar metode yang digunakan guru masih monotond an hanya terpaku denga nmajalah. Media pembelajaran kurang bervariasi. Anakmasih dibantu oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Batasan Masalah, Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini lebih menitikberatkan pada “upaya meningkatkan kemampuan motoric halus melalui kegiatan menganyam pada anak kelompok B TK Pertiwi Munggung Kecamatan Karangdowo Semester 2 Tahun Ajaran 2021 / 2022”.
Rumusan Masalah, Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan motoric halus melalui kegiatan menganyam pada anak kelompok B TK Pertiwi Munggung Kecamatan Karangdowo Semester 2 Tahun Ajaran 2021 / 2022.
Tujuan Penelitian , Tujuan Khusus, Untuk meningkatkan kemampua nmotorik halus pada anak kelompok B di TK Pertiwi Munggung Kecamatan Karangdowo.Tujuan Umum, Untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam.
Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut, Manfaat bagi guru, Menambah wawasan serta mengembangkan aspek perkembangan anak didik. Manfaat bagi anak, Untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik dan akan merasa senang dalam kegiatan belajar dengan metode senam cinta Indonesia. Manfaat bagi orang tua, Untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak, dengan demikian gerakan anak jadi lebih terkoordinasi dan lebih bermakna.
Kajian Pustaka
Perkembangan Motorik, Perkembangan motoric anak adalah kegiatan yang berhubungan dengan otot,otak,syaraf. Ketiga ha lini terkoordinasi antara satu dengan yang lain (MariaJWantah,2005:23). Lebih lanjut Endang Rini Sukamti (2007:15) perkembangan motoric adalah suatu proses kematangan motoric atau gerakan yang langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses syaraf yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya.
Yudha M Saputra (2005:114) menambahkan perkembangan motoric adalah suatu perubahan dalam perilaku motoric yang memperlihatkan interaksi dari makhluk dan lingkungannya. Pada manusia perkembangan motoric merupakan perubahan kemampuan motoric dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan motoriknya sehingga saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Sejalan dengan itu, Sumantri (2005:47) perkembangan motoric adalah prosess sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan sehinggagerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisasi dan tidak terampil kearah penampilan keterampilan motoric yang kompleks dan terorganisasi dengan baik, yang pada akhirnya kearah penyesuaian keterampilan menyertai terjadinya proses menua(menjaditua). Menurut Gesell dan Ames serta Illngs worth (SlametSuyanto,2005: 50) perkembangan motoric pada anak mengikuti delapan polaumum, yakni:
Continuity (bersifatkontinyu), dimulai dari gerakan yang sederhana menuju ke yang lebih komplek ssejalan dengan bertambahnya usia anak. Uniformsequence (memiliki pola tahapan yang sama), semua anak memiliki pola tahapan yang sama meskipun kecepatan tiap anak untuk mencapai tahapan tersebut berbeda.Maturit y(kematangan), dipengaruhi oleh perkembangan sel syaraf. Sel saraf telah terbentuk saat anak lahir,tetapi proses mielinasinya masih terus berlangsung sampai beberapa tahun kemudian.Demikan pula otot dan tulang sebagai alat gerak. Anak tidak dapat melakukan suatu gerak motoric tertentu yang terkoordinasi sebelum proses mielinasi tercapai. .Umum ke khusus, yaitu dimulai dari gerak yang bersifat umum kegerak yang bersifat khusus. Gerakan secara menyeluruh dari badan terjadi lebih dahulu sebelum gerakan bagian-bagiannya. Hal ini disebabkan karena otot-otot besar berkembang lebih dulu dibandingkan otot-otot halus.
Dimulai dari gerak reflex bawaan kearah gerak yang terkoordinasi.Anak lahir ke dunia ini telah memiliki reflex,seperti menangis bila lapar,haus,sakit atau merasa tidak enak.Reflex tersebut akan berubah menjadi gerak yang terkoordinasi dan bertujuan, orang dewasa tidak lagi menangis karena lapar, misalnya. Bersifat chepalo caudal direction, artinya bagian yang mendekati kepala berkembang lebih dahulu dari bagian yangmendekati ekor.Otot pada leher berkembang lebih dahulu dari pada otot kaki.Bersifat proximo-distal, artinya bahwa bagian yang mendekati sumbu tubuh(tulangbelakang)berkembang terlebih dahulu dari yang lebih jauh.Otot dan syaraf lengan belakang berkembang lebih dahulu daripada otot jari.Oleh karena itu anak TamanKanak-kanak menangkap bola dengan lengan danbukan dengan jari.
Koordinasi bilateral menuju cross lateral, artinya bahwa koordinasi organ yang sama berkembang lebih dulu sebelum bila melakukan koordinasi organ bersilangan.Contoh pad aanak TamanaKanak-kanak melempar bola tenis,tangan kanan berayun,disertai ayunan kaki kanan, Berbeda dengan orang dewasa,justru kaki kiri yan gmaju, diikuti ayunan tangan kanan. Dari beberapa pendapat ahli maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik adalah perubahan kemampuan gerak dan perilaku seseorang dari bayi hingga dewasa yang berhubungan denga notot, otak, dan syaraf sehingga melibatkan aspek kemampuan motoriknya yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Tahapan Belajar Motorik Anak TK
Tahapan belajar motoric merupakan faktor yang sangat penting bagi pribadi anak secara keseluruhan. Samsudin (2007:17) mengemukakan tahapan belajar motorik anak TKyaitu:Tahap Verba lKognitif, Tahap belajar motoric melalui uraian lisan atau penjelasan dengan maksud agar anak memahami gerak yang akan dilakukannya.Tahap Asosiatif, Pada tahap ini perkembangan anak TK sedang memasuki masa pemahaman dan gerak-gerak yang sedang dipelajarinya.Tahap Automasi, Pada tahap ini anak TK sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik atau spontan. Sejalan dengan itu, Bambang Sujiono (2005:1.4) perkembangan motoric pada anak usia dini secara umum memilik itigat ahapanyaitu: Tahap kognitif, pada tahap kognitif anak berusaha memahami keterampilan motoric serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahap ini dengan kesadara nmentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masayang lalu .
Tahapan sosiatif, pada tahap ini anak banyak belajar dengan cara coba meralat olahan pada penampilan atau gerakanakan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali dimasa mendatang.Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahap sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi bagaimana melakukanya. Tahap autonomous, pada tahap inig erakan yang ditampilkan anak merupakan respons yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan.Anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.
Kesimpulan dari pendapat-pendapat tersebut yaitu terdapat 3 tahapan belajar motoric pada anak Taman Kanak-kanak yaitu tahap verbal kognitif,tahap asosiatif,dan tahap automasi. Dalam penelitian ini tahap verba lkognitif pada saat guru menjelaskan secara lisan bagaimana membuat anyaman,tahap asosiatif anak mulai mencoba apa yang sudah dijelaskan oleh guru tersebut,dan pada tahap automasi anak sudah mampu membuat suatu anyaman dengan benar sesuai dengan apa yang guru contohkan.
Motorik Halus
Pengertian Motorik Halus, Pada dasarnya perkembangan motoric pada anak pra sekolah meliputi perkembangan motoric kasardan perkembangan motorik halus (Depdiknas,2007:3).BambangSujiono(2005:1.11) gerakan motoric halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan olehotot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu,gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Sejalan dengan itu, Sumantri(2005:143) keterampilan motoric halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik dan lain-lain.
MagillRichardA(1989:11)menambahkan bahwa keterampila nmotorik halus (finemotorskill)merupakan keterampilan yang memerlukan kontrol dari otot otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum, keterampilan ini meliputi koordinasi kematangan. Keterampilan ini membutuhkan derajat tinggi dari kecermatan gerak untuk menampilkan suatu keterampilan khusus dilevel tinggi dalam kecakapan. Contohnya yaitu menulis, melukis, menjahit dan mengancingkan baju.
John W. Santrock(2007:216) menyatakan bahwa motorik halus adalah keterampila nmenggunaka nmedia dengan koordinasi antara mata dan tangan, sehingga gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang meliputi membuat garis horizontal,gari svertical,garis miring kekiri,atau miringkekanan,lengkung atau lingkaran dapat terus ditingkatkan.Kalau ketermapilan motorik kasar melibatkan aktifitas otot besar,maka keterampilan motorik halus melibatkan gerakanyang diatur secara halus. Dari beberapa pendapat teori diatas,maka dapat disimpulkan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktifitas yang melibatkan otot otot halus atau kecil seperti jemari tangan,pergelangantangan,serta membutuhkan koordinasi mata dan tangan yangcermat,sehingg agerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga misalnya dalam kegiatan menganyam.
Fungsi Pengembangan Motorik Halus
Fungsi keterampilan motoric halus menurut Dirjen Pendidikan TK dan SD (2007:2) adalah sebagai berikut, Melatih kelenturan otot jari tangan. Memacu pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan rohani. Meningkatkan perkembangan emosi anak. Meningkatkan perkembangan sosial anak. Menumbuhkan perasaanmenyenangi terhadap diri sendiri. Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Yudha M Saputra(2005:11)fungsi pengembangan motorik halus ialah, Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan. Sebagai alat mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata, Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi. Sumantri (2005:146) menambahkan bahwa fungsi pengembangan keterampilan motorik halus adalah mendukung aspek pengembangan aspek lainnya seperti kognitif dan bahasa serta sosial karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu sama lain.Berdasarkan pendapat para ahli tersebut fungsi pengembangan motoric halus ialah alat mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata,melatih penguasaan emos ianak,serta menumbuhkan perasaan senang terhadap dirisendiri misalnya dalam kegiatan menganyam.
Menganyam
Pengertian menganyam,Menurut Sumanto(2005: 119) berkreasi seni rupa bagi anak TK selain berupa kegiatan menggambar, melukis, mencetak, mozaik, montase, kolase, melipat, menggunting juga diberikan pengenalan keterampilan menganyam. Kegiatan menganyam dilakukan dengan cara menyusun bagian-bagian bahan (pita) anyaman membentuk suatu motif anyaman atau membentuk modela nyaman. Melalui keterampilan menganyam diharapkan dapat mengembangkan kompetensi ras aseni, ketekunan, kesabaran, dan kecekatan anak TK sejalan dengan perkembangan rasa seninya. Sumanto(2005:119 )menganyam adalah suatu kegiatan keterampilan yang bertujuan untuk menghasilkan aneka benda/barang pakai dan benda seni, yang dilakukan dengan cara saling menyusupkan atau menumpang tindihkan bagian–bagian pita anyaman secara bergantian. Lebih Lanjut Sumanto(2005:120) menganyam adalah kegiatan menjalinkan pita atau iratan yang disusun menurut arah dan motif tertentu. Menganyam diartikan juga suatu teknik menjalinkan lungsi dengan pakan. Lungsi adalah pita/iratan anyaman yang letaknya tagak lurus terhadap sipenganyam.Pakan adalah pita atau iratan yang di susupkan pada lungsi dan arahnyaberlawanan atau melintang terhadap lungsi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menganyam dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara saling menyusupkan atau menumpang tindihkan bagian-bagian pita anyaman secara bergantian.
Manfaat Menganyam
Menurut Martha Christianti (TT:90) menganyam banyak kegunaannya bagi anak TK,selain mempunyai unsur pendidikan juga untuk mengembangkankoordinasi mata dan tangan,antara lain, Mengembangkan keterampilan motorik halus. Dapat melatih sikap emosi anak dengan baik. Anak dapat mengungkapkan perasaannya. Anak dapat mengkoordinasikan mata, tangan dan konsentrasinya. Anak dapat membangkitkan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Anak menjadi terampil dan kreatif. Anak dapat belajar matematika, Anak dapat mengenal kerajinan tradisional yang ditekuni oleh masyarakat Indonesia.
Langkah-langkah Menganyam Pada Anak Usia Dini
Kerajinan menganyam dapat dikatakan berhasil apabila anak dapat menghasilkan karya anyaman. Sebelum anak mempraktikan berkarya anyaman hendaknya diberikan latihan-latihan dan pengenalan media bahan dan media alat sekaligus penggunaannya.Menurut Hajar Pamadhi (2008:6.43) ada beberapa cara contoh anyaman untuk anak usia dini yaitu:AnyamanTunggal, Anyaman ini adalah teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi dengan langkah satu-satu. Artinya angkat satu dan ditinggal satu (denganrumusA1,T1,A1…dan seterusnya ,kemudian diatasnya T1,A1,T..dan seterusnya).
Anyaman Ganda Dua Anyaman ini dengan teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi,tetapi berselang dua-dua. Artinya lungsi diangkat dua dan ditinggal dua begitu seterusnya kearah samping.
Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang telah dilakukan oleh Susilowati(2012)bahwa motori khalus anak usia dini perlu ditingkatkan melalui pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satu cara untuk meningkatkan motorik halus anaka dalah dengan menggunakan kirigami. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak menggunakan kreasi kirigami. Subyek dalam penelitian tersebut adalah anak didik kelompok B2 TK ABA Gendol TempelSleman,semester II tahun pelajaran2011/2012. Adapun jumlah anak didik kelompok B2 TKABAGendol adalah 16 anak. Penelitian ini bersif at kolaboratif antara peneliti dan gurukelas.Data dikumpulkan melalui observasi,portofolio, dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dalam 2 siklus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan motoric halus anak meningkat melalui penggunaan kreasi kirigami,yakni kemampuan motoric halus anak sebelum diadakan tindakan terdapat 5 anak (31%) dengan kriteria baik.Setelah adanya tindakan pada siklus I, kemampuan motoric halus anak meningkat sebesar 40% atau 6 anak,dan pada siklus II, kemampuan motoric halus anak meningka thingga sebesar 87% atau 14 anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motoric halus anak menggunakan kreasi kirigami didukung oleh indikator kemampuan menggunting, kemampuan memegang gunting, kemampuan menggunting sesuai pola, kemampuan melipat,dan kemampuan melipat dengan simetris.Selain itu keberhasilan dalam peningkatan motoric ini juga didukung dengan pemberian motivasi dan pendampingan agar anak memiliki percayadiri dalam berekspresi.
Kerangka Berfikir
Perkembangan motoric merupakan perubahan kemampuan gerak dan perilaku seseorang dari bayi hingga dewasa khususnya dalam hal otot,otak,dan syaraf yang saling mempengaruhi satu sama lain sehingga melibatkan salah satu aspek motoriknya yaitu motoric halus.Motorik halus merupakan salah satu gerak yang melibatkan otot-otot tangan.Gerakan-gerakan tangan yang terampil akan sangat membantu anak untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada orang lain dan juga merupakan bagian dari perkembangan intelektualnya.
Seiring dengan bertambahnya usia anak,kemampuan motoric halusnya akan semakin baik.Kemampuan motoric halus akan berkembang melalui stimulasi yang diberikan.Pada saat memasuki usia sekolah motoric halus anak sudah berkembang.Untuk mengembangkan motoric halus anak diperlukan kegiatan yang dapat merangsang otot jari-jemari tangan.Salah satu kegiatan yang digunakan adalah menganyam.Kegiatan ini merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan motoric halus anak khususnya usia4-5 tahun. Untuk meningkatkan motorik halus melalui kegiatan menganyam, guru harus merubah dan menambah media untuk kegiatan belajar menganyam agar anakt umbuh rasa ketertarikannya.Untuk memberikan suasana baru dalam kegiatan menganyam diberikan beberapa bahan media yang bervariasi dengan bentuk yang bervariasi pula,bahan-bahan tersebut seperti kertas lipatan ataupun sponati dengan dibuat bentuk yang bermacam-macam sehingga menarik minat anak supaya tidak membosankan.Dalam kegiatan tersebut anak dapat melatih ketelitian dan kesabaran dalam menganyam sebab dalam hal ini anak harus mengkoordinasikan tangan dan matanya,bahan yang digunakan dalam menganyam tidak berbahayab agi anak dan mudah di dapat,kegiatan menganyam juga tidak terlalu membutuhkan energi,serta anak diharapkan mampu menghargaihasilkan karyanya dengan menciptakan keindahan melalui anyaman.
Berdasarkan uraian tersebut, beriku tini adalah gambar desain penelitian:
Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dianggap dapat dijadikan suatu jawaban dari suatu permasalahan yang timbul, melihat permasalahan dan teori yang dikemukakan diatas dapat penulisrumuskan hipotesis yaitu:” Diduga penerapan kegiatan menganyam dapat meningkatkan kemampuan motoric halus anak kelompok BTK Pertiwi Munggung Kecamatan Karangdowo, Semester 2 Tahun Ajaran 2021 / 2022”.
Pelaksanaan Penelitian
Subyek Penelitian
Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah TK Pertiwi Munggung Kecamatan Karangdowo, Klaten. Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Eni Purwanti, S.Pd yang membawahi 1 orang guru, sekolah ini memiliki 2 ruang kelas, 1 kantor guru, penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas B TK Pertiwi Munggung.
Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini rencana akan dilaksanakan dengan pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua. Siklus kedua diharapkan sesuatu dari penelitian dapat tercapai.
Berikut rentang waktu Penelitian Tindakan Kelas peneliti sajikan dalam bentuk tabel :
Karakteristik Anak
Usia Anak, 5-7 tahun, Jarak rumah dengan sekolah, rata-rata sekitar 1 kilometer,
Transportasi, diantar orang tua dengan sepeda motor dan sepeda,Pendidikan orang tua, S1, SLTA, Pekerjaan orang tua, Swasta dan PNS.
Deskripsi Per Siklus
Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kolaboratif. Guru kelompok B dan kepala sekolah bersama peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok B. penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang lebih baik. Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus dapat diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut :
Keterangan :
Perencanaan, Langkah dalam tahap perencanaan ini antara lain :Membuat Rencana Pembelajaran, Rencana pembelajaran dalam penelitian ini yang utama adalah membuat Rencana Bidang Pengembangan serta menyiapkan alat atau media yang akan digunakan yaitu kertas lipat dan busa hati. Mempersiapkan waktu pelaksanaan kegiatan, Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan menganyam ini ini direncnaakan ± 60 menit. Adapun rincian waktu pelaksanaan kegiatan tersebut antara lain, 10 menit digunakan untuk menjelaskan kepada anak bagaimana cara mengnyam menggunakan kertas dan busa hati, dan guru membuat contoh terlebih dahulu. 40 menit digunakan untuk anak mulai kegiatan belajar senam gemari. 10 menit mengulas kegiatan yang telah dilakukan. Mempersiapkan instrumen observasi. Instrumen observasi merupakan alat yang digunakan untuk mencatat ataua mendapatkan data yang diperlukan. Peneliti menyiapkan instrument yang digunakan.
Pelaksanaan Tindakan, Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini direncanakan akan dilakukan 2 siklus. Adapun siklus pertama dilaksanakan 2 pertemuan, sikus kedua 2 pertemuan. Peaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas. Pada saat pelaksanaan, guru kelas bertindakan sebagai observer pembelajaran dan terhadap kecerdasan jasmani kinestetik anak. Pengamatan (Observasi) Hasil Tindakan, Pengamatan dalam penelitian ini akan dilakukan pada saat kegiatan siswa akan dimulai dari proses awal pembelajaran sampai selesai pembelajaran. Peneliti akan mendokumentasikan dengan foto dan pada akhir pengamatan peneliti akan membuat catatan hasil pengamatan. Refleksi, Memberikan tanggapan berdasarkan hasil pengamatan. Jika kesimpulan pada siklus 1 belum sesuai dengan indicator yang ditetapkan maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
Jenis Data, Dalam Rumiwi (2012) jenis data adalah suatu data kegiatan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi. Data yang akan diambul dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik halus anak pada kegiatan menganyam. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Data Kualitatif Kemampuan motorik halus, Pengumpulan data untuk mengetahui pengembangan kemampuan motorik halus anak digunakan teknik observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati. Observasi yang dilakukan meliputi membandingkan hasil pencapaian anak dengan indikator penelitian setiap siklus.
Data Kualitatif Penerapan Kegiatan menganyam, Jenis pelaksanaan kegiatan belajar melalui menganyam ini bersumber data dari guru. Tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui penerapan menganyam agar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Komponen yang diobservasi antara lain : kegiatan pembuka, kegiatan inti dan penutup.
Sumber Data
Peneliti memperoleh data-data dalam penelitian ini yaitu dari siswa yang mempunyai tingkat kemampuan masih rendah serta hasil dari observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti. Selain itu peneliti memperoleh data dari hasil kolaborasi dengan teman sejawat dan kepala sekolah tempat peneliti melakukan penelitian.
Tehnik Pengumpulan Data, Tehnik pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan cara : Observasi, Observasi adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan mata langsung tanpa bantuan alat standar untuk keperluan pengamatan (Marzuki, 2002 : 58). Observasi kemampuan motorik halus anak dilakukan dengan mengukur butir amatan yang telah direncanakan peneliti telebih dahulu. Observasi pembelajaran guru akan dilakukan dengan mencatat kegiatan pembelajaran guru sesuai dengan komponen amatan yang telah ditentukan peneliti terlebih dahulu. Catatan Lapangan, Catatan lapangan ini digunakan untuk merangkum perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran yang tidak terdapat dalam pedoman observasi, sehingga catatan lapangan hanya sebagai pelengkap data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dalam hal ini adalah guru dan kepala sekolah dapat membantu melaksanakan kegiatan kelas dalam pengumpulan data.
Dokumentasi, Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh atau mengetahui dengan melihat buku-buku, arsip-arsip, atau catatan yang berhubungan dengan orang yang teliti. Hasil dokumentasi juga berupa foto proses tindakan, yaitu foto rekaman proses pembelajaran menganyam.
Instrumen Penelitian
Menurut Wina Sanjaya(2009:84)instrument penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.Dalam penelitian tindakan kelas ini,instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
LembarObservasi, Observasi atau pengamatan dilaksanakan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan mengenai aktivitas anak didik.Instrumen observasi yang digunakana dalah checklist. Checklist atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan di observasi,sehingga observasi tinggal memberi tanda cek). Checklist merupakan alat observasi yang praktis sebab semua aspek yang diteliti sudah ditentukan terlebih dahulu.Berikut adalah kisi-kisi instrumen observasi:
Dokumentasi, Dokumentasi merupakan faktor pendukung bagi peneliti dalam melakukan penelitian.Dalam penelitian ini dokumentasi berupa foto alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian,RKH,dan foto pelaksanaan tindakan serta foto hasil karya anak.
Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dan dikumpulkan maka langkah selanjutnya dalam proses penelitian adalah menganalisis data.Menurut SuharsimiArikunto(2006: 239) analisis data penelitian ada dua macam yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.Adapun data kualitatif dalam penelitian ini adalah data hasil observasi selama proses belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran menganyam.Sedangkan deskriptif kuantitatif untuk mengetahui presentase kemampuan motoric halus anak dengan kegiatan menganyam menggunakan statistik.Kemampuan motoric halus anak ditingkatkan melalui kegiatan menganyam dengan membandingkan hasil observas isebelum tindakan dan sesudahtindakan, dengan demikian akan diketahui hasilnya.Dalam penelitianini peneliti menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskripsi kualitatif. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari penelitian ini menggunakan rumu srata-rata (mean) (Purwanto,2011:116).Rata-rata(mean) biasa dinotasikan dengan X adalah rata-rata dari keseluruhan nilai atau jumlah.Rata-rata dihitung dengan menjumlahkan s emua data dibagi dengan jumlah datanya.Rumus yang dipakaiadalah sebagaiberikut:
Keterangan : X, Rata-rata(%), ∑NJumlah siswa yang mendapat kriteria sangat cermat, terampil, cepat, ∑n , Jumlah siswakeseluruhan.
Indikator Keberhasilan
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil apabila terjad iperubahan yaitu, berupa peningkatan keterampilan yang diperoleh anak.Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan anak didik dalam melaksanakan kegiatan yaitu tentang kecermatan, keterampilan anak,serta kecepatan dalam menganyam.Anak dapat menganyam secaracermat, terampil dancepat tanpa bantuan siapapun, sehingga pengembangan motoric halus anak yang diharapkan melalu ikegiatan menganyam dapat tercapai atau meningkat. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila sekurang-kurangnya 81% dengan kriteria sangat baik dari jumlah anak keseluruhan18.
Kriteria tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2005:44) yang memiliki persentase sebagai berikut: Jika memiliki kesesuaian, 81-100 %, sangat baik, Jika memiliki kesesuaian,61-80 %, baik, Jika memiliki kesesuaian, 41-60 %,cukup, Jika memiliki kesesuaian, 21-40 %:kurang, Jika memiliki kesesuaian, 0-20 %, kurangsekali.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Deskripsi Per Siklus,
Siklus I
Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan, peneliti membuat persiapan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan I. Peneliti merencanaka ntema pembelajaran yang kemudian mempersiapkan Rencana Kegiatan Harian(RKH) yang didiskusikan terlebih dahulu dengan guru kelas selaku kolaborator. Langkah selanjutnya peneliti mempersiapkan media pembelajaran untuk kegiatan menganyam yaitu lungsi dan pakan dari kertas origami dengan berbagai macam bentuk, menyiapkan lembar observasi pengamatan,serta foto untuk mendokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan Siklus I, Sebagaimana telah direncanakan sebelumnya, pertemuan I dilaksanakan pada hari senin tanggal 3 April2022, tema pada hari ituadalah pekerjaan dan sub tema guru.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan motoric halus anak terutama dalam keterampilan anak memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jaritangan,mengkoordinasikan kecepatan mata dan tangan serta mampu mengendalikan emosi ketika melaksanakan kegiatan yang diberikan. Pada hari itu jumlahanak-anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran sebanyak 18 anak.Dalam pelaksanaan proses pembelajaran peneliti berkolaborasi dengan guru kelas.Tugas guru kelas adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPPH yang telah dibuat,sedangkan peneliti bertugas mengamati,mendokumentasikan dan menilai hasil kerja anak.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu 4 April 2022, dan pertemuan ketiga pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis, 5 April 2022. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini sama dengan pertemuan pertama dan kedua. Dalam satu siklus dilaksan akan dalam 3 kali pertemuan.Berikut ini merupakan deskripsi dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran motoric halus pada siklus I:
Kegiatan awal (±30´)
Kegiatanawalgurumemulai pembelajarandenganmengajakanakuntukberbarisdidepankelasdankemudian anak-anak masuk kelas. Setelah anak duduk dengan rapi guru mengajak anak berdoa sebelum belajar yang dilanjutkan dengan memberi salamk epada anak-anak serta mengabsen anak satu persatu.
Sebelum memasuki kegiatan intigurum engajak anak untuk bergerak denganb ernyanyi“gozzintek-kotek”hal ini dilakukan agar anak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, setelah itu anak diminta untuk dudukdan guru bertanya kepada anak mengenai pekerjaan orang tua.Kemudian guru menjelaskan bahwa pada hari ini akan belajar 3 kegiatan yaitu disudut pembangunan anak akan menghitung jumlah benda yang sama jumlahnya dan tidak, disudut keluarga anak akan menganyam dengan kertaso rigami berbentuk sepatu,dan disudut kebudayaan anak akan menempel bentuk segitiga dan persegi.
Kegiatan inti (±60´)
Sebelum mengerjakan tugas, guru membagi anak kedalam tigak elompok.Guru menjelaskan masing-masing setiap kegiatan diantaranya kegiatan menganyam, guru membagikan dahulu lungsi yang berbentuks epatu dan empat pakan kepada masing-masing anak. Setelah itu guru menjelaskan bagaimana cara menganyam, pada siklus1 pertemuan 1 digunakan anyaman model tunggal. Pada saat kegiatan menganyam masih banyak anak yang belum mampu untuk memasukkan lungsi secara berurutan kedalam pakan, anak masih banyak yang bertanya kepada guru bagaimana cara mengerjakannya. Selain itu juga anak masih memerlukan bimbingan dari guru sehingga guru menjelaskan kembali cara menganyamnya agar anak lebih mengerti. Hanya ada beberapa anak saja yang mampu mengerjakan tanpa bantuan dari guru tersebut.Sebagian dar imereka masih bingung dan harus dibantu, anak belum memahami satu persatu dari bagian anyaman,ada yang anyaman pertama memasukkan sudah sesuai dengan guru kemudian yang kedua anak memasukkannya dua-dua, ketiga kembali ke satul agi dan terakhirr sama dengan anyaman ketiga.Hal tersebut membuat hasil anyaman tidak rapi karena tidaksesuai dengan apa yang telah guru contohkan.
Kegiatan akhir (±30´), Setelah anak-anak selesai beristirahat kemudian anak kembali masuk kelas. Guru mengaja kanak bernyanyi “hari sekolah”, guru mencontohkan terlebih dahulu kemudian anak baru mengikuti.Setelah itu guru mengulas kembalikegiatanpembelajaran dan dilanjutkan dengan berdoa salam dan pulang.
Observasi/ Pengamatan
Pada saat observasi kegiatan yang dilakuka npeneliti adalah mengamati kegiatan yangdilakukananak selama mengikuti kegiatan menganyam dengan menggunakan media kertas dan model anyaman tunggal.Pengamatan tersebut dilakukan pada siklus I padapertemuan pertama sampai ketiga dengan menggunakan lembar checklist.Selama proses pembelajaran berjalan denganlancar dan sesuai dengan harapan.
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I
Observasi pada siklus I pertemuan I dilakukan secara kolaborasi.Aspek yang diamati yaitu kecermatan, keterampilan dan kecepatan anak dalam menganyam.
Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan pertama aspek motorik halus menunjukan peningkata nperkembangan dari kondisi awal adalah aspek kecermatan dari 27,78% menjadi 33,33%,aspek keterampilan dari 22,22% menjadi 27,78%, aspek kecepatan dari27,78% menjadi 33,33%.
Hasil Observasi Siklus IPertemuan II
Observasi pada siklus I pertemuan II dilakukan secara kolaborasi.Aspek yang diamati yaitu kecermatanketerampilan, dan kecepatan anak dalam menganyam.
Berdasarkan hasil observa sisiklus I pertemuan kedua aspek motori khalus menunjukan peningkatan perkembangan dari pertemuan pertama.Aspek tersebut yaitu aspek kecermatan dari 33,33% menjadi 55,55%, aspek keterampilan dari 27,78% menjadi 44,44%, dan aspek kecepatan dari 33,33% menjadi 50%.
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan III
Berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa perkembangan kemampuan motorik halus anak pada kelompok B TK Tegalsari 03 mengalami peningkatan perkembangan yang baik, namun aspek-aspek yang diamati yaitu kecermatan, keterampilan, dan kecepatan belum bisa mencapai indicator keberhasilan.Adapun hasil observasi pada siklus I pertemuan ketiga ditunjukkan pada tabel 9.
Memperhatikan tabel hasil observasi siklus I pertemuan ketiga aspek motorik halus menunjukan peningkatan perkembangan dari pertemuan kedua. Aspek tersebut yaitu aspek kecermatan dari 55,55% menjadi 72,22%, aspek keterampilan dari 44,44% menjadi 61,11%, dan aspek kecepatan dari 50%menjadi 55,55%.
Refleksi Siklus I
Pada tahap refleksi ini,peneliti melakukan perbandingan dengan melihat table hasil observasi sebelum dilakukan tindakan dan pada pelaksanaan tindakan siklus.Peningkatan kemampuan motoric halus pada anak kelompok B dapat dilihat melalui persentase yang didapat pada awal sebelum dilakukan tindakan hingga siklus I pertemuan III. Peneliti dan guru kemudian berdiskusi mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan dari pertemuan I sampai III kemudian menjabarkan permasalahan apa saja yang menjadi kendala padasiklus I sehingga belum dapat mencapai target yang telahd itetapkan.Beberapa permasalahan yang muncul pada siklus I antaralain, Dalam mengangkat lungsi untuk memasukkan pakan satu persatu dengan bahan kertas,beberapa anak masih merasa kesulitan dan kurang cermat.
Anak berebut dalam meminta lungsi dan pakan kepada guru,sehingga ada yang sudah dibagi pakan sesuai dengan jumlahnya akan tetapi langsung hilang hal ini membuat waktu pembelajaran terhambat.
Terdapat beberapa anak yang kurang teliti dalam memasuk kanlungsi kedalam pakan. Pemberian contoh yang dilakukan guru pada saat praktek langsung diras amasih kurang yaitu hanya dilakukan sebanyak satu kali. Masih ada beberapa anak yang perlu dibimbingdalam menganyam.
Berdasarkan permasalahan yang dialami pada siklusI peneliti dan guru melakukan diskusi untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada pada siklus I.Adapun solusi untuk memecahkan permasalahan tersebutan taralain, Dengan mengganti bahan menjadi sponati/karet diharapkan lebih memudahkan anak dalam membuka lungsi.Lungsi dan pakan yang digunakan untuk menganyam selanjutnya sebaiknya sudah diberi nama dan diletakkan dalam satu tempat misalnya plastik,sehingga guru mudah untuk membagikan kepada anak dan tidak ada lagi yang merasa kehilangan pakannya Pemberian reward berupa pujian dan motivasi akan lebih sering diberikan oleh guru agar anak lebiht ermotivasi dalam mengikuti kegiatanpembelajaran. Guru lebih meningkatkan kembali pemberia ncontoh kepadaa nak,agar anak lebih mengerti dan menguasai kegiatan menganyam.
Pada siklus I ini peningkatan yang dicapai oleh anak belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan.Sehingga peneliti dan guru akan melanjutkan ke siklus II dengan harapan akan terjadi peningkatan yang sesuai.Peningkatan yang akan dilakukan yaitu dengan mengganti bahan dan model dalam menganyam yang pada siklus I menggunakan bahan kertas origami dan model anyaman tunggal,nanti padas iklus II akan ditingkatkan dengan menggunakan bahan spon ati dan model anyaman ganda.
Sikulus II
Perencanaan, Hasil dari pelaksanaan tindakan siklus I , kemampuan motoric halus anak kelompok Bsudah mengalami peningkatan walaupun belum mencapai target yang diharapkanoleh peneliti. Untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Siklus I peneliti dan guru merencanakan pelaksanaan siklus II. Pada siklus II kegiatan menganyam media dan model yang akan digunakanakan ditingkatkan yaitu dengan menggunakan media spon ati dan model anyaman ganda.Hal ini dilakukan agar anak tidak merasa bosan dan mampu memahami berbagai macamm odel anyaman selain itu anakdirasa sudah mampu menganyam dengan model tungga lterlihat dari anak yang memperoleh kriteria sangat baik sudah melebihi dari setengah jumlah siswa kelas yaitu 18 anak.
Pada tahap pertama peneliti merencanakan tema pembelajaran yang kemudian mempersiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang didiskusikan terlebih dahulu dengan guru kelas selaku kolaborator. Langkah selanjutnya peneliti mempersiapkan media pembelajaran untuk kegiatan mengan yam yaitu lungsi dan pakan dari spon ati dengan berbagai macam bentuk, menyiapkan lembar observasi pengamatan dengan menggunakan checklist, serta foto untuk mendokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran.
Pada siklus II pertemuan I dilaksanakan hari Selasa tanggal 10 April 2022 dengan tema rekreasi dan sub tema kendaraan laut dan kendaraan darat. Kegiatan awal anak dimulai pukul 07.30 bel berbunyi.Anak-anak bersiap memasuki kelas dengan berbaris terlebih dahulu didepankelas. Setelah itu anak memasuk ikelas satu-persatu.Anak-anak langsung menempatkan diri duduk dikarpet seperti biasanya,gur umemulai kegiatan dengan memimpin berdoa, Setelah selesai berdoa guru memberi salam kepada anak anak.Kemudian guru meminta anak untuk berdiri danmenirukan gerakan pesawat,anak-anak sangat senang karena sebagian besar ada anak yang jatuh karena tidak mampumenyeimbangkan badannya saat menirukan gerakan pesawat.Selesai itu guru bercakap-cakap kepada anak tentang pesawat terbang.
Sebelum memasuki kegiatan inti,seperti biasanya guru memberitahu kepada anak bahwa pada hari ini akan belajar 3 macam kegiatan,kegiatan yang pertama disudut pembangunan anak-anak melingkari gambar yang termasuk kendaran diudara,disudut keluarga anak-anak akan menganyam dengan spon ati berbentuk kapal,dan disudut kebudayaan anak-anak memberi nomer urut pada gambar pesawat terbang dari yang besar-kecil.
KegiatanInti (±60`)
Memasuki kegiatan inti guru menjelaskan terlebih dahulu setiap masing-masing kegiatan,diantaranya kegiatan menganyam.Kegiata nmenganyam pada hari itu berbeda dengan kegiatan menganyam pada hari sebelumnya,sebab modelyangdigunakanyaitumodelgandadanmedianyamenggunakansponati.Gurumenjelaskanbahwamodelgandaituberselangdua-dua,jikakemarinsatu-satusekarangdua-dua begitu seterusnya. Guru meminta anak untuk memperhatikan,dan guru memberi contoh bagaimana cara mengerjakannya.Setelahselesaigurumembagikananyamankepadaanak-anak.Anak-anak mulai mengerjakan sesuai dengan apa yang guru contohkan.Ada beberapa anak yang mengerti dikarenakan pada model tunggal kemarin anak tersebut sedikit unggul dibandingkan teman-temannya,daya tanggapnyas angatcepat.Tetapi ada juga anak yang masih bingung dengan model anyaman tersebut,ada yang pertama sudah sesuai tetapi yang kedua kembali lagi dengan model tunggal.Beberapa anak juga mengalami kesulitan dengan media yang dipakai,jadi meraka meminta bimbingan kepadaguru.
Kegiatan akhir (±30´),
Pada kegiatan akhir guru bercakap-cakap kepada anak tentang kendaraan yang ada dilaut dan diudara setelah kegiatanb ercakap-cakap selesai guru kemudian mengulas kembali kegiatan yang telah dilakukanp adahari inikemudian guru mengajak anak untuk bersiap berdoa bersama,salam dan pulang.
Siklus II Pertemuan II, Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 11 April 2022 dengan tema pembelajaran pekerjaan dan sub tema petani. Kegiatan awal (±30´), Kegiatanawaldimulaipukul 07.30. ketika bel berbunyi anak-anak langsung keluar kelas untuk berbaris didepan kelas setelah itu anak-anak masuk kelas dan kemudian duduk rapi untuk berdoa,setelah selesai berdoa guru memberi salam kepada anak-anakdan dilanjutkan dengan presensi kelas,selanjutnya guru bercakap-cakap kepada anak mengenai pekerjaan petani.Setelah itu guru memberi tahu kepada anak bahwa pada hari ini akan belajar 3 macam kegiatan. Disudut pembangun anak menebalkan huruf“petani”,disudut keluarga menganyam bentuk caping, dan d isudut kebudayaan anak memberi tanda sama dan tidak sama pada alat petani.
KegiatanInti(±60´)
Sebelum anak-anak mengerjakan guru menjelaskan masing-masing kegiatan,salah satunya yaitu menganyam. Pada siklus II pertemuan II anyaman berbentuk caping dan masih dengan media spon ati dan model anyaman ganda.Guru menyuruh anak memperhatikan agar nantinya anak tidak lagi banyak yang bertanya atau pun dibantu.Guru menjelaskan cara menganyam dengan memasukkan dua berselang dua pakan kedalam lungsi yang pada hari ini anak juga harus mengurutkan terlebih dahulu warna pakannya,jadi tidak boleh terbalik.Setelah anak dianggap mengerti,guru membagikan lungsi dan pakan kepada anak.Masing-masing anak mendapat 1 lungsi dan 4 pakan.
Pertemuan pada hari itu sedikit berbeda dengan pertemuan kemarin,anak yang bertanya dan ingin dibantu mulai sedikit berkurang dibandingkan pada petemuan yang pertama,bahkan ada beberapa anak yang cepat dan mampu menganyam tanpa bantuan serta bertanya kepada guru,dan gurupun memujinya dengan memberi acungan jempol dan bilang “kamu hebat” tetapi juga masih ada yang bertanya sekaligus masih ingin dibantu dalam menganyam dikarenakan anak kurang cermat dalam memasukkan pakan kedalam lungsi dan guru pu nmenjelaskan kembali bagaimana cara menganyam yang benar.
Kegiatan akhir (±30´), Setelah anak selesai istiraha tanak memasuki kelas dan dudukdikarpet.Guru bercakap cakap kepada anak tentang perlengkapan apas aja yang digunakan oleh petani.Setelah kegiatan bercakapcakap selesai guru kemudian mengulas kembali kegiatan yang telahdilakukan pada hari ini kemudian guru mengaja kanak untuk bersiap berdoa bersama,salam dan pulang.
Siklus II Pertemuan III, Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 April 2022 dengan tema pembelajaran rekreasi dan subtema perlengkapan rekreasi.
Kegiatan awal (±30´), Kegiatanawal dimulai pukul 07.30, ketika bel berbunyi anak-anak langsung keluar kelas untuk berbaris didepan kelas setelah itu anak-anak masuk kelas dan kemudian duduk rapi untuk berdoa,setelahselesai berdoa guru memberi salam kepada anak-anak dan dilanjutkandengan presensikelas,selanjutnya guru mengajak anak untuk bergerak sambil bernyanyi“aku berjalan”, ketika anak dirasa sudah siap mengikuti pembelajaran guru bercakap-cakap kepada anak mengenai rekreasi.Setelah itu guru memberitahu kepada anak bahwapada hari ini akan belajar 3 macam kegiatan. Disudut pembangunan akan menguhubungkan perlengkapan rekreasi dengan tulisannya,disudut keluarga menganyam bentuk keranjang buah,dan disudut kebudayaan anak menggunting pola buah manggis,nanas, dan mangga.
KegiatanInti(±60´),Sebelumanak-anakmengerjakangurumenjelaskanmasing-masingkegiatan, salahsatunyayaitu menganyam.Pada siklus II pertemuan III kali ini anyaman berbentuk keranjang buah dan masih denga nmedia spon ati dan model anyaman ganda.Guru memberi contoh cara menganyam dengan memasukkan dua berselang dua pakan ke dalam lungsi.Setelah anak dianggap mengerti,guru membagikan lungsi dan pakan kepada anak.Masing-masing anak mendapat 1 lungsi dan 4 pakan.Anak-anak mulai mengerjakan,pada pertemuan ketiga sudah terlihat anak yang belum mampu menganyam dan sudah sangat mampu menganyam.Tapi sebagian dari anak-anak suda hdapat menganyam tunggal dan ganda,mereka mampu membedakan antara anyaman tunggal danganda.Gurupun juga selalu memberi semangat kepada anak yang terlihat kurang bisa sambil mendampinginya, untuk anak yang sudah bisa guru memotivasinya dengan memberi acungan jempol dan bilang “kamu hebat,pintar sekali”dengan begitu anak-anak semakin termotivasi untuk mengerjakannya.
Kegiatan akhir (±30´)
Setelah anak selesai istirahat anak memasuki kelas dan duduk di karpet.Guru mengajak anak bernyanyi “naik-naik kepuncak gunung”.Setelah kegiatan bercakap-cakap selesai guru kemudian mengulas kembali kegiatan yang telah dilakukan pada hari ini kemudian guru mengajak anak untuk bersiap berdoa bersama, salam dan pulang.
Observasi Siklus II
Pada saat observasi kegiatan yang dilakuka npeneliti pada siklus II adalah mengamati kegiatan yang dilakukan anak selama mengikuti kegiatan menganyam dengan menggunakan media spon ati dan model anyaman ganda.Pengamatan tersebut dilakukan pada siklus II pada pertemuan pertama sampai ketiga dengan menggunakan lembar checklist. Proses kegiata nmenganyam berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti dan guru.Anak sudah terlihat mampu menguasai aspek-aspek yang dijadikan sebagai penilaian. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I, Observasi pada siklus II pertemuan I dilakukan secara kolaborasi.Aspek yang diamati yaitu kecermatan, keterampilan,dan kecepatan anak dalam menganyam.
Memperhatikan table hasil observasi siklus II pertemuan pertama dapat dijelaskan bahwa keterampilan motoric halus anak mengalami penurunan dari siklusI .Hal ini mungkin dikarenakan anak-anak masih terbiasa dengan model anyaman tunggal sehingga keterampilan motoric halus anak menjadi menurun.Dalam aspek kecermatan dari 72,22% menjadi 44,44% atau turun 27,78%,aspek keterampilan dari 61,11% menjadi 38,89% atau turun 22,22%,dan aspek kecepatan dari 55,55% menjadi 44,44% atau turun 11,11%.
Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II, Observasi padas iklus II pertemuan II dilakukan secara kolaborasi.Aspek yang diamati yaitu kecermatan,keterampilan,dan kecepatan anak dalam menganyam.
Memperhatikan table hasil observasi siklus II pertemuan kedua dapat dijelaskan bahwa keterampila nmotorik halus anak mengalam ipeningkatan dari pertemuan pertama.Dalam aspek kecermatan dar i44,44% menjadi 72,22% atau naik 27,78%,aspek keterampilandari 38,89% menjadi 61,11% atau naik 22,22%,dan aspek kecepatan dari 44,44% menjadi 55,5 5atau naik 11,11%.
HasilObservasiSiklusIIpertemuan III
Pada siklus II pertemuan ketiga,aspek kecermatan, keterampilan,dan kecepatan mengalami peningkatan hingga melebihi indikator keberhasilan atau telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu sebesar 81%. Hasil observasi siklus II pertemuan ketiga dapat ditunjukan dalam tabel 12.
Memperhatikan table hasil observasi siklus II pertemuan ketiga dapat dijelaskan bahwa keterampilan motoric halus anak mengalami peningkatan dari pertemuan pertama.Dalam aspek kecermatan dari72,22% menjadi 94,44% atau naik 22,22%,aspek keterampilan dari 61,11% menjadi 88,89% atau naik27,78%,dan aspek kecepatan dari 55,55 menjadi 83,33% atau naik 27,78%.
RefleksiSiklus II,
Refleksi pada siklus II dilakukan oleh peneliti dan guru kelas pada akhir siklus II.Dalam refleksi ini dibahas mengenai proses pembelajaran yang terjadi saat melakukan tindakan.Anak sangat antusias dalam pembelajaran karena setiap pertemuan guru menggunakan bentuk yang berbeda-beda.Anak juga terlihat senang saat pembelajaran kegiatan menganyam berlangsung karena motivasi yang diberikan oleh guru mungkin cukup mempengaruhi kegiatan mereka.Aktifitas kegiatan menganyam yang disajikan sudah mampu membelajarkan anak akan kemampuan motoric halus yang dimiliki,anak sudah mengalami peningkatan dan termasuk dalam kriteria sangat baik.Pada siklus II kemampuan motoric halus anak sudah mengalami peningkatan dan telah memenuhi indikator keberhasilan sehingga penelitian dirasa cukup dan dihentikan sampai siklus II. Hal tersebutd apat dilihat pada tabel 13.
Memperhatikantabelrekapitulasihasilkemampuanmotorikhalusanaksetelahdiadakanpenelitian,dapatdijelaskanbahwasemuaaspekkemampuanmotorikhalusanakmengalamipeningkatandarikondisiawal.Aspekkecermatanmeningkat66,66%dari27,78%menjadi94,44,aspekketerampilanmeningkat66,67%dari22,22%menjadi88,89%,danaspekkecepatanmeningkat55,55%dari27,78% menjadi 83,33%.
Pembahasan
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus,setiap siklus terdiri tahap perencanaan, pelaksanaan,observasi dan refleksi,dan setiap siklus dilaksanakan dalam III pertemuan.Siklus II merupakan langkah yang dilakukan dalam memperbaiki permasalahanyang muncul pada siklusI,sehingga diperoleh hasil yang terus meningkat pada setiap pertemuan yang dilaksanakan yang hingga mencapai target yang diharapkan.Hasil yang diperoleh pada siklus ini didapat daridata yang berupa lembar observasi.Dari data lembar observasi tersebut hasilnya digunakan untuk mengetahui peningkatankemampuan motorik halus yangterjadi pada anak.Kemampuan motoric halu sanak dapat dikembangkan dengan berbagai cara,salah satunya yaitu dengan menganyam.Menganyam adalah kegiatan dengan menyusupkan pakan kedalam lungsi yang akan melatih kelenturan jari-jemari anak,keterampilan tangan,dan koordinasi mata dan tangan serta dapat melatih konsentrasi anak dalammemasukkan pakan ked alaml ungsi.Selain itu, kegiatan menganyam dapat mengontrol emosi anak dimana anak sabar atau tidak memasukkan satu per satu pakan kedalam lungsi, menganyam juga dapat membangkitkan minat belajar anak sehing ga anak merasa antusias di dalam mengikuti pembelajaran.Dengan demikian kegiatan menganyam dapat meningkatkan kemampuan motoric halus anak. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama 2 siklus yang terdiri dari 6 kali pertemuan, aspek keterampilan motorik halus yang diobservasi mengalami peningkatan yang baik dari kondisi awal sebelum diadakannya penelitian tindakan kelas hingga penelitian tindakan kelas siklus II tahapakhir.
Aspek tersebut adalah kecermatan dari 27,78% hingga mencapai 94,44% atau meningkat 66,66% (dari 5 anak menjadi 17 anak), aspek keterampilan dari 22,22% menjadi 88,89% atau meningkat 66,67% (dari 4 anak menjadi 16anak),dan aspek kecepatandari 27,78% menjadi 83,33% atau meningkat 55,55%(dari 5 anak menjadi 15 anak).
Peningkatan perkembangan keterampilan motoric halus anak pada kelompok A2 diTK PKK 30 Mulyorini setelah dilakukan penelitian tindakan kelas, jika persentase rata-rata mengalami peningkatan sebesar 25,92% dari kondisi awal sebelum tindakan dan mencapai 88,87%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada saat peneliti melakukan penelitian,ketika anak melakukan kegiatan menganyam,ada anak yang kurang sabar dalam memasukkan satu per satu pakan kedalam lungsi,beberapa juga kurang cermat dalam melakukan kegiatan tersebut terlihat dari hasil anyamannya.Anak juga masih kurang dalam mengkoordinasikan mata dan tangannya, sehingga merasa kesulitan dalam mengikuti kegiatan.Oleh karena itu, peneliti menggunakan kegiatan menganyam untuk meningkatkan kemampuan motoric halus anak.Hal ini sesuai dengan manfaat menganyam(MarthaChristianti,TT:90)bahwa dengan menganyam anak dapat melatih emosi,dapat membangkitkan minat anak dalam mengikuti pembelajaran,serta dapat mengkoordinasikanmata dan tangan sehingga mampu melatih konsentrasianak.
Dari beberapa kali dilakukan tindakan, peneliti memilih bahan anyaman yang mudah bagi anak kemudian kebahan yang sulit seperti kertas origami dan spon ati.Kertas origami tersebut dipilih warna yang menarik bagi anak kemudian dibentuk sesuai dengan tema pada saat itu,sedangka nuntuk spon ati atau karet gabus dirasakan cukup sulit bagianak,hal itu benar adanya bahwa bahan anyaman yangdigunakan diTK menurutSumanto(2005:121-122) diantaranya dengan menggunakan kertas, daun pisang, karet, daun kelapa,pita, dan plastik.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di TK Tegalsari 03 Kecamatan Weru dalam pelaksanaanya masih memiliki keterbatasan yaitu penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan dan hanya dilakukan pada satu aspek pengembangan saja yaitu pada kemampuan motorik halus serta juga hanyadilakukan pada anak kelompok B TK Tegalsari 03 Kecamatan Weru yang berjumlah 18 anak sehingga apabila penelitian ini dilakukan pada subjek lain maka kemungkinan hasil yang didapatakan berbeda.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak dapat dikembangkan melalui kegiatan menganyam.Pada siklus I kegiatan menganyam dilakukan dengan menggunakan kertas origami dan model anyaman tunggal,sedangkan pada siklus II menggunakan spon ati dan model anyaman ganda.Langkah pembelajaran dalam penelitian ini yaitu guru menyiapkan lungsi(alas)danpakan(helaian)dengan bentuk sesuai tema,kemudian guru memberi contoh cara menganyam dan anyaman dibagikan kepada anak.
Setelah diadakan penelitian tindakan kelas,tiga aspek kemampuan motorik halus yang dikembangkan mengalami peningkatan,yaitu dalam aspek kecermatan anak pada kondisi awal sebesar 27,78% atau 5 anak,pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 44,44% menjadi 72,22% atau 13 anak,pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 22,22% menjadi 94,44% atau 17anak. Dalam aspek keterampilan anak pada kondisi awal sebesar 22,22% atau 4 anak,pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 38,89% menjadi 61,11% atau 11anak,pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 27,78% menjadi 88,89% atau 16 anak.Sedangkan dalam aspek kecepatan anak pada kondisi awal sebesar 27,78% atau 5 anak,pada siklus I mengalami peningkatansebesar 27,77% menjadi 55,55% atau 10 anak,padas iklus II mengalami peningkatan sebesar 27,78% menjadi 83,33% atau 15 anak dari total populasi 18 anak.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian,maka saran yang disampaikan penelitia dalah, Hendaknya guru lebih bervariatif dalam memberikan kegiatan pembelajaran sehingga anak dapat lebih antusias dan tertarik dengan hal yang baru. Bimbingan dan motivasi perlu lebih ditingkatkan oleh guru agar dapat memacu semangat belajar anak. Kegiatan menganyam dapat menjadi salah satu alternative dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan kemampuan motoric halus anak.