sieradMU.com Wedi – Sekolah Menengah Pertama ( SMP) Aisyiyah Full Day yang berada di Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten Jawa Tengah terus mengalami perkembangan yang menggembirakan,Ā Saat ini amal usaha organisasi islam Aisyiyah tersebut menyiapkan konsep pembelajaran sistem boarding school untuk memaksimalkan kualitas lulusan.Ā Seperti apa persiapan yang dilakukan? berikut laporan Dinda Agung Nugroho
Sejak dirintis tahun 2016, SMP Aisyiyah Full Day Wedi dirintis Majelis Dikdasmen Aisyiyah Cabang Wedi Kabupaten Klaten, dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan jumlah santrinya.
Kepala Sekolah Fakhreza Ramadhan mengatakan, jumlah peserta didik yang terus meningkatsalah satunya karena menerapkan pembelajaran full day school dengan penguatan pendidikan keagamaan dan ciri kusus disamping penerapan kurikulum 2013 yang menjadi acuan.
āKegiatan pembelajaran hampir seperti boarding karena full day school diterapkan disekolah ini,Ā program unggulan terkait tentang agama yaitu malam bina iman dan taqwa ( Mabit) yang diselenggarakan satu bulan baru bisa dua kali.Ā bila anak yang lulus dari sekolah ini minimal sudah hafal 3 juz untuk sementara juz 1, 29 dan 30, tapi bila ada siswa yang masuk sudah hafal lebih dari itu maka tetap akan kita tambah dengan juz yang belum dihafal dengan kita tempatkan di program yang lebih khususā,katanya, Rabu.
Dijelaskan, sekolah ini juga berkomitmenĀ membina siswa berakhlaq atau budi pekerti yang baik dan itu kita terapkan agar siswa terbiasa mulai dari datang hingga pulang, meski pendidikan keagamaan ditekankan namun pendidikan formal atau akademik juga kita ajarkan sesuai kurikulum yang berlaku, seperti Inggris klub ( E-Club) pengajaran ini agar siswa bisa aktif berbicara bahasa asing utamanya bahasa Inggris. Dengan bisa komunikasi secara berbahasa Inggris tentunya ini bisa menunjang untuk siswa di kemudian hari.
āAgar para siswa mendapatkan banyak pengalaman tambahan,Ā para siswa juga bisa mengikuti kegiatan ekstra sepertiĀ olahraga, pencak silat Tapak Suci juga ada Hizbul Wathon ( Pramuka) yang intinya mendidik siswa bisa hidup mandiri walaupun baru lulus dari sekolah di SMP Aisyiyah iniā,jelasnya.
Reza menambahkan, saat ini pihak sekolah sedang merencanakan pengembangan pembelajaran dengan sistem boarding school, modal utama yang dimiliki para siswa telah mengikuti kegiatan sekolah secara full day.
āKita sedang menyiapkan untuk mengarah ke boarding shool, lahan untuk penambahan fasilitas sudah kita siapkan, semoga impian ini segera bisa direalisasikanā,ucapnya.
Terkait dengan prestasi yang telah diraih seperti,Ā lomba Temu Ilmiah Pelajar yang sering digelar oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah, tidak hanya itu, di tahun 2019 SMP Muhammadiyah Aisyiyah Full Day Wedi keluar sebagai juara umum dalam ajang Olympiade Jaringan Sekolah Muhammadiyah Program Khusus.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Pimpinan daerah aisyiyah Klaten, Hj. Istikomah mendukung pengembangan SMP Aisyiyah Full Day, menjadi boarding school, karena dengan penyelenggaraan pembelajaran sistem boarding akan lebih memaksimalkan dalam melahirkan lulusan yang lebih cerdas, berkarakter serta berakhlaq mulia.
āIni salah satu AUM Aisyiyah dibidang pendidikan, SMP Aisyiyah Full Day ini baru pertama kali di Jawa Tengah, untuk itu kami medorong pengembangan boarding school agarĀ bisa segera dapat diwujudkanā,ungkapnya.
Sementara itu, Praktisi Pendidikan yang juga warga Muhammadiyah, Moch Isnaeni menyebut , Karakteristik dan keunggulan full day dan boarding school ternyata 2 sistem sekolah ini memiliki kelemahan. Salah satunya adalah siswa acap kali merasakan kebosanan karena menganggap terlalu lama di sekolah.
āAgar siswa tidak mudah jenuh dan bosan di sekolah maka diperlukan pengelolaan manajemen sekolah yang baik sehingga sekolah harus jeli dalam melakukan improvisasi pengelolaanā,ujarnya.
Keahlian dalam merancang jadwal dan kegiatan siswa menurutnya,Ā menjadi sebuah keharusan agar kebosanan itu tidak akan dirasakan siswa.
āTidak kalah penting, pihak Pengelola sekolah juga dituntut untuk memberikan segala kemampuannya baik fisik ataupun psikologis, karena tanpa pengorbanan ini dikuatirkan sistem full day school tidak akan mencapai hasil maksimal bahkan semua jadwal dan kegiatan itu bisa jadi hanya sebuah rutinitas tanpa maknaā,pungkasnya.