sieradMU.com Delanggu – Bagi anda yang ingin mengenang kejayaan pertanian di Kecamatan Delanggu yang terkenal dengan beras rojolelnya, kehidupan para petani dan kearifan budayanya, anda dapat menemukan kembali suasana tersebut di taman sehat rejosari (Tasero) yang berada di jalan Delanggu-Polanharjo, Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Klaten.

Hari ini (13/2/2021) Tasero dibuka untuk umum dengan tetap menjalankan protokol kesehtan yang sangat ketat, dimasa pandemi covid-19. Pembukaan Taman Sehat ini ditandai dengan penan raya padi sebagai simbul kejayaan petani Delanggu oleh inisiator Tasero, dr. Muh. Husen Prabowo.

“Dampak pandemi yang kita rasakan hingga sekarang ini menjadikan motivasi bagaimana mewujudkan ketahanan pangan, masyarakat tidak hanya dimanjakan dengan kebiasaan konsumtif, tetapi mulai didorong untuk lebih produktif, dari taman sehat rejosari inilah kita berhias bagaimana mengenang kejayaan masa pertanian sekaligus menguatkan kembali kearifan lokal”,katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, melaui spot yang ada di taman ini kita perkenalkan kepada pengunjung bagaimana menjadikan produktif dari rumah masing masing, misalnya dengan mengembangkan apotrik hidup, memanfaatkan lahan yang kosong, beternak budidaya ikan serta kegiatan produktif lainnya.

“kita ada ide, untuk Tasero ini  di konsep sebagai wahana edukasi, ketahanan pangan dengan pendekatan pada budaya dan tradisional jawa, harapannya masyarakat tergerak, tidak malu menjadi petani”,  jelasnya.

Pengelola Tasero, Vava Utami mengungkapkan, dari konsep yang telah dijabarkan inisiator tersebut kita hadirkan beberapa icon yang merepresentasikan pertanian di Jawa, disini ada gubug sayur, kedepan kita siapkan lahan untuk pengembangan aneka sayur dan produknya hasil bumi ada disini berikut hasil olahannya, misalnya ada kebun pisang, hasil olahannya kita sajikan di resto tasero.

“Bahkan obsesi kita nanti, pengunjung memtik produk pertanian dan bisa langsung diserahkan ke chefnya dan menunggu dimasak lalu bisa disajikan di tempat ini, ada panggung deso, limasan omah pari yang menyajikan berbagai menu pilhan serta 5 kandang kebo yang namanya menggunakan jenis padi”,ungkapnya.

Sembari terus berbenah, menurutnya, capaian Tasero ini nantinya akan mengarah kepada wahana edukasi dengan konsep ketahanan pangan serta kebudayaan lokal didalamnya, ada perpustakaan dan lainnya.

Tanti salah satu pengunjung dari Solo mennyatakan jika penataan taman ini sudah sesuai dengan yang diharapkan yakni bernuansa pertanian.

“Sudah terasa hawa desanya, icon pertaniannya juga sudah ada meski kedepan perlu dikembangkan dengan baik termasuk akses parkirnya”,ucap Tanti. (Nur)