sieradmu.com Klaten –  Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSFRI) hadir di Desa Candirejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Melalui gerakan ini LSF mengajak masyarakat dapat memilih dan memilah tontonan atau konten yang sesuai dengan klasifikasi usia.

“Film ini selain sebagai tontonan juga merupakan tuntunan di dalamnya ada nilai edukasi”Kata Septari Novia Sari, Ketua Sub Komisi Hukum dan Advokasi, LSF RI, Selasa (12/7/2022).

Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSFRI)  di Desa Candirejo juga dihadiri, Ketua Sub komisi Apresiasi dan Promosi LSF, Joseph Samuel Krishna, Ketua Sub Komisi Penyensoran LSF, Tri Widyastuti Setyaningsih serta Annis Hertami yang merupakan pegiat Film dan Media Sosial yang memberikan pengalaman tentang pembuatan konten sehat.

Dalam melakukan sensor film, LSF berpedoman pada  Undang Undang Perfilman, diamna dalam pasal 6 dijelaskan film yang menjadi unsur pokok kegiatan perfilman dan
usaha perfilman dilarang mengandung isi yang mendorong khalayak umum melakukan kekerasan dan perjudian serta penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.

“Selain itu produksi film hendaknya juga tidak menonjolkan pornografi memprovokasi terjadinya pertentangan antar kelompok, antarsuku, antar-ras, danatau antargolongan, menistakan, melecehkan, dan atau menodai nilainilai agama mendorong khalayak umum melakukan tindakan melawan hukum dan atau merendahkan harkat dan martabat manusia”,ucapnya.

Dijelaskan, melalui Desa Sensor Mandiri ini  akan membentuk masyarakat yang sadar dan memiliki nilai-nilai yang tertanam berkaitan dengan tuntunan dalam menonton sesuai klasifikasi usia.

“Anak-anak dinilainya sebagai kelompok yang paling rentan terhadap tontonan yang tidak sesuai klasifikasi usia, untuk itu peran sahabat sensor sangat diperlukan agar kita dapat memilih tontonan yang tepat”,jelasnya.

Camat Ngawen, Anna Fajriya Hidayati menyambut baik Candirejo sebagai desa sensor mandiri. Karena ini akan mendukung dalam upaya sosialisasi bagaimana cara memilih tontonan atau konten yang baik bermanfaat dan mendidik.

Sementara itu, Kepala Desa Candirejo, Farah Dedi Setiyawan mengungkapkan kehadiran LSF di Desa Candirejo kali kedua. Pada pelaksanaan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri kali ini lebih pada upaya menfungsikan sahabat sensor mandiri untuk melakukan sosiualisasi kepada warga disekitarnya. (Nur)