Sieradmu.com Sukoharjo – Tim Pengabdian Pengembangan Persyarikatan, Dakwah, Al Islam dan Kemuhammadiyahan (P2DAI) bekerja sama Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah Wilayah Muhammdiyah (LP2M PWM) Jawa Tengah menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat Pendanaan LPMPP UMS.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan pemilikan NSPP bagi pondok pesantren Muhammadiyah di Jawa Tengah.
Informasi yang dihimpun, Dari data awal jumlah Pesantren yang berada di Jawa Tengah, ada 401, 156 pesantren merupakan Pesantren Muhammadiyah dan baru 42 pesantren atau 27% yang memiliki NSPP.
Liana Mangifera, Sekretaris P2PDAI UMS mengatakan, kegiatan pendataan ini berlangsung mulai bulan Mei hingga Oktober 2022,
“Berdasar data yang kami terima, terakhir terdapat penambahan jumlah pesantren Muhammadiyah menjadi 176, adapun yang sudah memiliki NSPP sekitar 54%, dan yang belum memiliki NSPP 46%. Sebaran Pondok terbanyak terdapat di 6 eks karisidenan Surakarta 54,30%, Kedu 42,24%, Banyumas 29,16%, Pekalongan 24,14%, Pati 15,8%, dan Semarang 14,8%. Lokasi terbanyak berada diwilayah pedesaan 73% dan di perkotaan 27%. Sebagian besar atau 67% pondok didirikan dibawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah, 24% dibawah PDM, 11,7 dibawah PRM, dan 3,2% dibawah naungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang rata-rata terbanyak berdiri tahun 2010-2019 dengan jumlah santri kurang dari 100”,katanya,
Lebih lanjut dijelaskan, tim juga telah mengadakan Focus Grup Discussion pesantren Muhammadiyah dari berbagai kabupaten yaitu Wonosobo, Purwokerto, Kendal, Pekalongan, Temanggung, Purbalingga, dan Cilacap, Banyumas, Semarang dan Surakarta pada 18 Oktober 2022.
“Dari hasil FGD tersebut merumuskan permasalahan yang menjadi kendala pengurusan NSPP antara lain belum memiliki kelengkapan administrasi, manajemen kelembagaan, perijinan bangunan, NPWP, jumlah santri, dan keterbatasan informasi tentang NSPP”,jelasnya.
Menurut Liana, Kegiatan pendampingan ini tidak hanya berfokus pada pendataan pemilikan NSPP saja, akan tetapi juga memberikan kesempatan kepada pesantren untuk menyampaikan permasalah dan program yang bisa dikembangkan saat ini. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Sofian Astori, Direktur Darul Hikmah Wal Huffadz .
“Baru berdiri 2 tahun, saat ini belum memiliki IMB dan masih menumpang di SMP Muhammadiyah Cilongok, serta terkendala jumlah santri yang sedikit yaitu di tahun pertama 12 dan tahun ini hanya 6 orang sehingga belum mengajukan pendaftaraan NSPP, Adapun permasalahan tersebut mendapatkan masukan bahwa bagi pesantren yang baru berdiri untuk melakukan silaturahmi atau studi banding kepada pesantren Muhammadiyah yang sudah besar disekitar wilayahnya”,ucapnya.
Liana berharap, dengan adanya pertemuan tersebut dapat membuka wawasan terhadap pesantren Muhmmaadaiyah yang mengalami permasalahan untuk segera mendapatkan solusi dan bisa mengembangkan dakwahnya pesantren.
Sekedar informasi, Tim Pengabdian Pengembangan Persyarikatan, Dakwah, Al Islam dan Kemuhammadiyahan (P2DAI, UMS tersebut terdiri dari Ahmad Mardalis, Liana Mangifera,Wuryaningsih Dwi, Zaenal Arifin, Saefudin, Nur Rizky Febrian, dan Buya Al Ghazali (Nur/*)