sieradmu.com Solo – Tidak kurang dari 200 anggota Satuan Pelayanan Muktamar (Salamu) mengikuti outbond dan pelatihan tahap pertama di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan, UMS, Minggu, (9/10/2022)
Sekretaris Panitia Penerima Muktmbang Sukoco menyampaikan pelatihan kepada anggota Salamu diberikan mengingat mereka merupakan ujung tombak pelaksanaan muktamar.
“Salamu akan melakukan pendampingan terhadap peserta dari berbagai daerah termasuk anggota tanwir dan anggota muktamar selama di kota Solo”,katanya.
Tidak hanya itu, Tim salamu juga akan memberikan pendampingan kepada mereka sebelum tiba di Solo, sementara setelah di Solo, mereka akan mendapatkan pendampingan sampai pulang.
“Salamu ini bagian dari kepanitian yang merupakan inti panitia, kjeberadaan tim ini diharapkan peserta memperoleh informasi pelayanan yang dibutuhkan selama di Solo.Jumlahnya sebanyak 400 personil yang berasal dari Muhammadiyah wilayah dan daerah”,ucapnya.
Syiar Muktamar
Pada hari sebelumnya (8/10/2022), Panitia Penerima menggelar tabligh akbar dengan menghadirkan Usatsz Adi Hidayat (UAH) yang disebut juga merupakan kader Muhamamdiyah. Dalam kesempatan tersebut UAH menyampaikan 3 alasan utama mengapa menjadi kader Muhammadiyah merupakan kebanggaan.
Kader Muhammadiyah menurutnya ketika terhubung dengan pesyarikatan Muhammadiyah sejatinya adalah umat nabi yang mendudukkan jalan hidup ikut petunjuk nabi secara riil melaliu cicit Nabi Muhammad SAW sebagai pendiri persyarikatan.
Kedua, jadi kader Muhammadiyah diberi kesempatan secara terbuka untuk mengabdi, beramal dan mencerahkan tanpa sekat tanpa batas
“Anda jadi pejabat jadi dubes, jadi mufasir silakan, jadi TNI silahkan, jadi Polri silakan. Di setiap jabatan apapun yang mampu diemban sesuai passion silakan berikan terbaik dan hebatnya diwaqafkan untuk kepentingan agama bangsa dan negara. Tanpa harus menyebutkan saya Muhammadiyah tapi sinarnya mamou menjangkau seluruh kalangan,”ucapnya.
UHA menyebut, kader persyarikatan yang diwakafkan amal solehnya, pengabdian. Tapi wakaf itu tidak mengharuskan kita lupa pada induknya.
“Saya penting garis bawahi hal ini.karena saya beberapa kali saya menemukan unsur utusan dari Muhammadiyah malu memperlihatkan kartu Muhammadiyah”,ujarnya.
UAH menandaskan, dalam ber muhammadiyah jika diikuti khittah, maqam, keyakinan dan cita-cita, insya allah kita selamat sampai tujuan dengan ridho Allah karena pedoman Muhammadiyah mengacu pada Al qur’an dan sunah rasulullah. (Nur/*)