Sieradmu.com Klaten – Tokoh lintas agama memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan Pemilu damai, karena memiliki kemampuan untuk menyatukan masyarakat melalui nilai-nilai bersama yang diakui oleh berbagai kelompok agama.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Klaten KH Syamsuddin Asyrofi menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Koordinasi Pengurus Paguyuban Kerukunan Umat Beragama ( PKUB ) Kecamatan dan Desa di Desa Gadungan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten Kamis,( 1/2/2024 ).

“Tokoh lintas agama memiliki kemampuan memediasi yang baik. Mereka dapat berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik atau ketegangan selama proses Pemilu, serta membantu menemukan solusi yang adil dan damai”,katanya.

Tokoh agama menurutnya, dapat mengadvokasi pesan toleransi, saling menghormati, dan kerukunan antarumat beragama. Mereka dapat memberikan ceramah dan pernyataan yang menekankan pentingnya hidup berdampingan dengan damai tanpa memandang perbedaan pilihan dan agama. Dapat mengorganisir dialog atau pertemuan antarumat beragama untuk dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman antarumat beragama.

“Melalui kegiatan pendidikan politik kata Syamsuddin, tokoh agama dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang proses pemilihan, pentingnya partisipasi aktif dalam demokrasi, dan dampak positif dari pemilu yang damai. Jika terjadi ketegangan atau konflik, tokoh agama dapat berperan sebagai mediator untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai. Serta mereka dapat bekerja sama dengan pihak-pihak yang terlibat untuk mencapai kesepakatan yang adil.” ucapnya.

Dikatakan dalam proses pengawasan Pemilu, tokoh agama dapat berperan dalam memantau proses Pemilu dan mengawasi pelaksanaannya secara adil dan transparan. Mereka dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemantau Pemilu untuk memastikan integritas dan keadilan dalam proses tersebut.

Menguatkan, Camat Wedi Widaya menyebut, para tokoh lintas agama, ulama dan da’i, merupakan komponen yang mampu mendorong adanya Pemilu damai. Sehingga langkah tersebut merupakan langkah antisipasi adanya perpecahan di masyarakat yang diakibatkan oleh perbedaan pilihan dalam Pemilu.

“Dengan adanya kontribusi para tokoh lintas agama dan da’i, melalui dakwah wasathiyah yaitu berorientasi pada jalan tengah dalam menghadapi suatu persoalan. Langkah tersebut nantinya mampu menjadi perekat bagi hubungan masyarakat”,ungkapnya.

Selanjutnya, Dalam mengantisipasi berbagai isu atau berita bohong terkait SARA, FKUB serta tokoh-tokoh lintas agama lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan silaturahmi, dan dialog lintas agama. Serta mengajak seluruh tokoh-tokoh lintas agama untuk selalu membimbing umat agar tidak mudah terprovokasi berita-berita bohong di media sosial, karena bisa memecah belah kerukunan umat beragama. (Rachma/*)