Peneliti : Supantin,S.Pd (Guru TK Alam Harapan Kita, Kabupaten Klaten-Jawa Tengah)
Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang di lakukan di kelompok A TK Alam Harapan Kita Kabupaten Klaten, diperoleh informasi bahwa hasil belajar pengembangan social emosional dalam legiatan antri cucitangan masih rendah atau dibawah Standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 60.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain, Tidak ada kesepakatan kelas dan pembiasaan yang terus dilakukan oleh guru, Anak yang belum bersabar, Fasilitas yang belum memadai , Anakbelum memahami budaya mengantri, Anak belum memahami pentingnya cuci tangan.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi pembiasaan mengantri cuci tangan yaitu dengan metode projek karena siswa dapat terlibat aktif dalm pembelajran, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat. Pembelajaran berbasis projek merukan proses pembelajaran learning by doing yaitu setiap anak akan terlibat dalam setiap aktifitas .
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan budaya mengantri pada kegiatan cuci tangan dilakukan penelitian Tindakan Kelas.
Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah dengan projek membuat kartu antri dapat meningkatkan budaya antri pada kegiatan cuci tangan pada kelompok A di TK Alam Harapan Kita. Tujuan Penelitian untuk Meningkatkan pembiasaan budaya Antri pada kelompok TK A di TK Alam Harapan Kita Klaten .
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut Bagi peneliti, penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi pembiasaan budaya mengantri pada kegiatn cuci tangan. Bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman pentingnya pembiasaan mengantri cuci tangan. Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kajian Pustaka
Pengertian Hasil Belajar, Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu, Ranah Kognitif, Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Ranah Afektif, Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah Psikomotorik, Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu, Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor Mengenal Alfabet, terutama kualitas pengajaran. Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar, Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai dengan ciri-ciri tersebut di atas.
Pembelajaran berbasis projek
Pembelajaran berbasis projek Menurut Dwi Ambarwati “Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek /kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi , penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belaja. Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi tertentu dalam pembelajaran yang mengubah pembelajaran di kelas yang umumya menggunakan pembelajaran konvensional menjadi lebih inovatif. Dalam pembelajaran berbasis proyek , peserta didik melakukan penyelidikan melalui pertanyaan terbuka, menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan produk. Selain itu pembelajaran ini “di-setting” agar peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan bekerja sama dalam satu kelompok.
Menurut Fathurrohman (2016), project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dicapai peserta didik. Project based learning menurut Saefudin (2014) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dengan beraktivitas secara nyata dalam kehidupan. Hal ini dilakukan untuk membantu, mendorong dan membimbing peserta didik fokus pada kerja sama dengan melibatkan kerja kelompok dan membantu siswa untuk fokus pada perkembangan mereka.
Sementara itu, dari sudut pandang Goodman dan Stivers (2010), project based learning dapat diartikan sebagai pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang diberikan tantangan kepada peserta didik yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajar dengan metode projek adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa yang memberikan pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.
Ciri – ciri Pembelajaran berbasis projek, Menempatkan anak dalam suatu pembelajaran yang konkrit/nyata dan menghasilkan hasil/solusi penting. Pembelajaran projek dicirikan dengan anak mengalami pengalaman langsung saat pembelajaran. Anak terlibat langsung dari awal hingga akhir.
Karakteristik Pembelajaran Projek, Model pembelajaran project based learning memiliki karakteristik di mana guru menjadi fasilitator. Peran fasilitator adalah memberikan permasalahan berupa studi kasus yang nantinya akan diselesaikan pada peserta didik dalam bentuk proyek. Maka tak heran apabila project based learning ini menekankan pada keaktifan dan keterlibatan peserta didik.
Adapun karakteristik project based learning di antaranya, Berfokus pada peserta pembelajaran atau siswa (student oriented), Berbasis proyek dalam pembelajarannya, Mengembangkan partisipasi aktif dari peserta didik, Menumbuhkan inisiatif dan kemandirian dari peserta didik Melatih kolaborasi dan tanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk mencari solusi Melatih berpikir kritis (critical thinking) dan kreativitas peserta didik, Evaluasi dilakukan secara berkala karena peserta melakukan refleksi , Proyek pembelajaran menghasilkan sebuah produk atau output yang jelas Fasilitator mendampingi selama proses pembelajaran.
langkah-langkah pembelajaran projek, Mempersiapkan pertanyaan penting terkait suatu topik materi yang akan dipelajari. Menyusun rencana proyek. Membuat jadwal., Memonitor pelaksanaan pembelajaran berbasi proyek (project based learning) Menguji dan memberikan penilaian atas proyek yang dibuat.
Keunggulan Pelaksanaan Project Based Learning Kurniasih dalam Nurfitriyani menjabarkan model pembelajaran project based learning memiliki keunggulan dalam pelaksanaannya. Adapun keunggulan dari penerapan model project based learning meliputi, Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting,dan dan mereka perlu dihargai. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks Meningkatkan kolaborasi.
Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Kartu antri
Dengan Membuat projek kartu antri dan mengaplikasikan dalam kegiatan cuci tangan di harapkan akan timbul kebiasaan baik yaitu disiplin dalam mengantri .Menurut mamabee pentingnya menamkan disiplin mengantri Menurut Mamabear (2018). Hal hal yang membuat anak tidak sabar dalam mengerjakan atau mengantri sesuatau adalah , Terlalu sering membantu anak. Sering membantu anak menyelesaikan masalah ternyata dapat menjadi penyebab anak tidak sabaran.
Jarang Bersosialisasi. Interaksi sosial terbukti dapat membantu anak untuk belajar memahami sekitarnya, yang mana jika terlalu dibatasi, justru dapat menjadi penyebab anak tidak sabaran. Kurang bersikap Tegas. Sudah menjadi naluri anak untuk menegosiasi aturan-aturan yang dibuat., hal ini ternyata bisa menyebabkan anak tidak sabaran
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran berbasis projek membuat kartu antri mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat mendorong siswa untuk aktif terlibat langsung dalam pembelajaran serta dapat di terapkan untuk tujuan membiasakan budaya antri. Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis projek membuat kartu antri diharapkan dapat meningkatkan pembiasaan mengantri pada cuci tangan Pada kelompok A TK Alam Harapan Kita.
Metode Penelitian
Seting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada kelompok A di TK Alam Harapan Kita Kabupaten Klaten, yang berada di pusat kota Klaten dengan berAgam karakteristik siswa yang sebagian adalah siswa yang mempunyai karakteristik anak yang aktif dan dari berbagai macam latar belakang social keluarga.
Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Siswa kelompok A TK Alam Harapan Kita dengan jumlah siswa 13 0rang dengan jumlah 4 anak perempuan dan 9 anak laki-laki. Waktu Penelitian Tindakan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan Maret 2022. Penelitian ini pada pembiasaan budaya antri pada kegiatan cuci tangan.
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 3 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
Siklus I
Pada siklus ini membahas Materi Penting nya kegiatan antri.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, menyiapkan bahan untuk projek,lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi
Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan, Guru menjelaskan materi tentang pentingnya budaya tertib, Anak diminta bercerita apa akibat dari kita tidak melaksanakan budaya antri budaya antri. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 4 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, kemudian guru memberikan tugas membuat kartu antri.
Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera , diskusi kelompok, diskusi antar kelompok. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut, Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 60. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu, Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang, kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan TK Nol Besar terdiri dari, Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
Teknik Analisa Data
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini
Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan
Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi pembiasaan antri dengan mengunakan kartu antri Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 60.
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 60 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus,menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:
P=F/N x 100% Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Deskripsi kondisi Awal
Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Projek membuat kartu antri. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin 14 Maret 2022 dari pukul 07.00 s.d 10.00 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 30 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 30 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan empat kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) Melihat video tentang penting nya budaya antri (4)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti Membuat projek kartu antri,mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk kegiatan tersebut guru membagi anak menjadi 3 kelompol dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung.Setiap kelompok mendapat tugas membuat kartu antri . setiap siswa akan mendapat satu bahan untuk projek yaitu berupa kardus gunting dan kayu sepagai pegangan untuk kartu antriSetiap kelompok membuat kartu antri sesjumlah anggota kelompok.
Kegiatan akhir antara lain, melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan cara praktek langsung menggunakan kartu antri untuk kegiatan cuci tangan , siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
Observasi
Partisipasi siswa Kelompok A pada TK Alam Harapan Kita ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan projek . Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelompom A TK Alam Harapan Kita dalam kegiatan belajar mengajar Kelompok A. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan ceramah dengan jumlah 13 terdapat 8 siswa atau 61,5% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 38,5% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 61,1. Data dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi pembiasaan disiplin cuci tangan dengan metode projek ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 61,1 dan secara klasikal sebesar 61,5%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi disiplin cuci tangan.
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi tentang penting nya mengantriMenurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa ingin cepat selesai, sifat anak yang kurang sabar, tidak ada pembiasaan dari guru dan kurangnnya media yang digunakan.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti memberikan cerita atau afurmasi positif tentang arti tanggung jawab dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi mengenai pentingnya buda antri dan pembuatan media yang dapat digunakan anaka dalam kegiatan mengantri.
Deskripsi hasil siklus 1
Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran berbasis Projek. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Januari 2022 dari pukul 07.00 s.d 10.00 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 30 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 30 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti membuat projek kartu antri mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan, pertama-tama guru membagi siswa dalam 3 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain, melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Pembelajaran berbasis projek, siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
Observasi
Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelompok A TK Alam Harpan Kita ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan Pembelajaran berbasis eksperiment. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelompok A TK Alam Harapan Kita dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Kelompok A. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble dengan jumlah siswa 13 orang, terdapat 10 siswa atau 76,9% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau 23,1% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata 67,3 . Data dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble pada Materi Mengenal Alfabet pada siklus 1 adalah rata–rata 3,00 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap Pembelajaran berbasis eksperiment, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 13 siswa terhadap model Pembelajaran berbasis eksperiment yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi pembiasaan tertib mengantr, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble.
Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan Pembelajaran berbasis Eksperiment ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran berbasis Eksperiment dalam materi pelajaran pembiasaan disiplin pada siklus I sebesar 2.75 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi pembiasaan disiplin antri dengan kartu antri Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada peningkatan disiplin antri.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi pentingnya budaya antri . Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa belum mengetahui pentingnya budaya antri ,Kedua siswa tidak fokus pada jegiatan pembelajaran Ketiga, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti memberikan materi lewat video tentang pentingnya budaya antri. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Mengenal Alfabet khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
Deskripsi data siklus II
Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Projek membuat kartu antri. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin 14 Maret 2022 dari pukul 07.00 s.d 10.00 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 30 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 30 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan empat kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) Melihat video tentang penting nya budaya antri (4)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti Membuat projek kartu antri,mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk kegiatan tersebut guru membagi anak menjadi 3 kelompol dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung.Setiap kelompok mendapat tugas membuat kartu antri . setiap siswa akan mendapat satu bahan untuk projek yaitu berupa kardus gunting dan kayu sepagai pegangan untuk kartu antriSetiap kelompok membuat kartu antri sesjumlah anggota kelompok.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan cara praktek langsung menggunakan kartu antri untuk kegiatan cuci tangan , (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
Observasi
Partisipasi siswa Kelompok A pada TK Alam Harapan Kita ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan projek . Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelompom A TK Alam Harapan Kita dalam kegiatan belajar mengajar Kelompok A. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan ceramah dengan jumlah 13 terdapat 8 siswa atau 61,5% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 38,5% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 61,1. Data dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi pembiasaan disiplin cuci tangan dengan metode projek ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 61,1 dan secara klasikal sebesar 61,5%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi disiplin cuci tangan .
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi tentang penting nya mengantriMenurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa ingin cepat selesai, sifat anak yang kurang sabar, tidak ada pembiasaan dari guru dan kurangnnya media yang digunakan.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti memberikan cerita atau afurmasi positif tentang arti tanggung jawab dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi mengenai pentingnya buda antri dan pembuatan media yang dapat digunakan anaka dalam kegiatan mengantri.
Pembahasan
Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal Kelompok A TK Alam Harapan Kita untuk Materi Mengenal disiplin antri pada kegiatan cuci tangan dengan model pembelajaran mengunakan Projek diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 61,1 dengan nilai tertinggi adalah 70 terdapat 4 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 3 orang dengan ketentusan belajar 61,5% dan yang tidak tuntas 38,5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar Kelompok A Tk Alam Harapan Kita pada siklus 1 untuk Materi Disiplin antri pada kegitan cici tangan dengan model Pembelajaran projek kelompok diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 67,3 dengan nilai tertinggi adalah 75 terdapat 3 orang dan nilai terendah adalah 55 terdapat 3 orang dengan ketentusan belajar 76,9% dan yang tidak tuntas 23,1%.
Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Disiplin antri pada Kegiatan cuci tangan diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 74,6 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 2 orang dengan ketuntasan belajar 100% dan yang tidak tuntas 0%.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelompok A TK Alam Harapan Kita tahun pelajaran 2021/2022 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu pembiasaan disipin antri. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Mengenal Alfabet. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran metode Projek Kelompok
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Metode Projek pada pembiasaan disiplin antri menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil projek, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama membuat kartu antri dan mengaplikasikan dalam kegiatan cucitangan. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.
Pengelolaan Pembelajaran berbasis Projek
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran berbasis projek kelompom menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola metode projeke pada Materi Mengenal pemberian tugas . Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.
Respons siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran berbasis projek yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran., suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model Pembelajaran berbasis projek mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran berbasais projek adalah disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model berbasis projek, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Penggunaan Pembelajaran berbasis projek membuat kartu antri dapat meningkatkan hasil belajar Materi disiplin antri dalam kegiatan cuci tangan pada kelompok A TK Alam Harapan Kita Klaten.