Sieradmu.com Klaten – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah menyebut kekurangan guru masih menjadi persoalan yang terus diperjuangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Ketua PGRI Jateng mengatakan pengangkatan PPPK belum mampu mengatasi persoalan ini terlebih semakin banyak guru yang memasuki masa pensiun.

“Sebenarnya yang baru terekrut resmi 300-400 an (ribu, red.). Masihlah sekitar 500 ribu kekurangannya, terlebih sekarang banyak guru yang telah memasuki masa pensiun, di Klaten saja tercatat kekurangan hingga 3000 guru ” kata Ketua PGRI Jateng, Dr. Muhdi saat menghadiri halal bi halal PGRI Kabupaten Klaten di graha Bung Karno, Kamis (27/4/2023).

Lebih lanjut dijelaskan, program satu juta guru sebenarnya merupakan kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, terutama mengenai pembukaan formasi bagi guru PPPK. Namun Kemendikbud dan Kemenkeu berkomitmen jika program perikrutan satu juta guru tidak selesai maka akan diambil alih di pusat.

“Sebagai orgasisasi yang menaungi profesi guru, kata dia, PGRI berkomitmen untuk mengawal dan mengingatkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem untuk konsisten merealisasikannya”,ucapnya.

Dr Muhdi menambahkan, jumlah guru yang sudah direkrut sebagai PPPK saat ini baru sekitar 300 ribu, dan tahun ini mungkin bertambah menjadi 500 ribu.

“Sisanya masih 500 ribuan. Ya, jumlah yang banyak. Untuk Jateng, terutama guru tingkat sekolah dasar, karena jumlah sekolah SD di jateng banyak, fungsi guru sangat penting di sekolah terlebih saat ini dengan adanya sekolah penggerak maupun merdeka belajar, peran guru sangat diperlukan”,imbuhnya.

Sedangkan Ketua PGRI Klaten, Sunardi berharap kekurangan sekitar 300 guru di Klaten dapat segera terrealisasi untuk menciptakan generasi yang mampu menjawab tantangan di Indonesia emas tahun 2045.

“Nah harapan untuk menciptakan generasi emas bangsa ini dapat terwujud dalam bidang pendidikan jika kecukupan guru itu dapat terpenuhi”,pungkasnya. (nur)