Sieradmu.com Serang – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Mendikdasmen RI), Abdul Mu’ti, menyampaikan pidato kebangsaan pada hari kedua Tanwir II Nasyiatul Aisyiyah di Banten.

Dalam kesempatan itu, ia mengajak para kader perempuan muda Nasyiatul Aisyiyah untuk bersinergi bersama dalam membangun pendidikan melalui visi besar Mendikdasmen RI, yaitu “Membangun Pendidikan yang Bermutu untuk Semua.”

Pada poin awal, Mu’ti menegaskan bahwa generasi penerus bangsa yang berkualitas hanya dapat dicetak melalui penguasaan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman. Kedua keterampilan, baik soft skill maupun hard skill, menurutnya perlu mendapat perhatian, dengan penekanan lebih besar pada soft skill.

“Softskill itu yang memang harus mendapatkan porsi yang lebih dalam pendidikan karena sifatnya transformatif dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,” paparnya dalam pidato kebangsaannya yang disampaikan pada Jumat malam (5/9/2025) di Kantor Gubernur Provinsi Banten.

Mu’ti kemudian menjelaskan, untuk mewujudkan hal tersebut, kementerian telah menyiapkan kebijakan deep learning yang menekankan kajian mendalam, terintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu, dan relevan dengan konteks kehidupan nyata.

Lebih lanjut, Mu’ti menekankan pentingnya pendidikan usia dini sebagai fondasi dalam membangun mutu pendidikan nasional.

“Fondasi pendidikan itu ada pada pendidikan pra sekolah. Bahkan sebelum lahir, itu bisa diberi pendidikan. Dan setelah saya membaca banyak sekali sumber, maka saya dapat berteori bahwa pendidikan itu dapat dimulai sejak ditiupnya ruh, sampai dengan dicabutnya ruh,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, ia menegaskan kembali peran penting orang tua, khususnya perempuan, dalam menciptakan pendidikan bermutu bagi kemajuan bangsa.

Tanwir II  Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah (PPNA) menggelar Tanwir II yang akan digelar di Serang, Banten ini mengusung tema “Memajukan Perempuan, Mengokohkan Peradaban”. Ketua Umum PPNA, Ariati Dina Puspitasari, menyampaikan Tanwir merupakan ruang konsolidasi sekaligus transformasi gerakan perempuan muda yang berdaya, inklusif, dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa.

“Tanwir II adalah momentum untuk menegaskan bahwa perempuan muda merupakan subjek penting dalam membawa perubahan. Kehadirannya dalam ruang strategis akan berdampak besar bagi masa depan peradaban yang adil, setara, dan berkemajuan,” ungkapnya. (Nur)