Sieradmu.com Klaten –   Memasuki musim hujan persoalan bahu tumpukan sampah di sejumlah pasar mulai dikeluhkan warga Klaten.  Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan pun langsung melakukan koordinasi terkait persoalan tersebut.

Informasi yang dihimpun sieradmu.com, tumpukan sampah di Pasar Kembang, Kecamatan Kemalang dan Pasar Karangdowo Kabupaten Klaten banyak dikeluhkan warga yang melintasi kawasan tersebut. Bahkan jumlah sampah di dua lokasi itu semakin menggunung. Hal inilah yang mengusik kenyamanan warga yang berada disekitar lokasi karena baunya yang sangat menyengat.

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan, Anang Widjatmoko ungkap penyebab tumpukan sampah yang sempat dikeluhkan warga di Pasar Kembang dan Pasar Karangdowo akhir-akhir ini, ternyata tempat pembuangan sampah sementara di kedua pasar tersebut mendapat kiriman dari sampah rumah tangga, tidak hanya di dua pasar tersebut, kiriman sampah rumah tangga juga terjadi hapir di semua pasar yang dikelola DKUKMP.

“Kalau sampah rumah tangga ikut dibuang dipasar yang cepat menumpuk, sedangkan pembuangan ke TPA Troketon sampah pasar dibatasi hanya sampai jam 12 setiap harinya, belum lagi keterbatasan SDM dan armada penagngkutnya”,kata Anang.

Tanpa kiriman sampah rumah tangga saja, menurutnya produksi sampah di sel;uruh pasar yang dikelola DKUKMP mencapai 30 ton perhari, untruk itu hari ini langsung kita komunikasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengatasoi persoalan tersebut.

“Harapannya persoalan sampah pasar segera teratasi dengan meningkatkan koordinasi dengan DLHK”,ucapnya.

Merespons keluhan warga, DLHK Klaten pun juga langsung melakukan upaya penanganan di Pasar Kembang dan Pasar Karangdowo dengan mengirimkan petugas. Kepala DLHK Klaten Sri Hadi menerangkan, untuk persoalan masuknya sampah rumah tangga ke pasar, pihaknya juga telah mengutus petugas untuk mengangkut dan berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Keputran  agar bisa mengedukasi masyarakat tidak membuang sampah di pasar.

“Persoalan sampah di Klaten ini memang masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan, sedangkan produktifitas sampah setiap harinya mencapai 120 ton termasuk sampah pasar, kami sudah berkoordinasi juga dengan DKUKMP dan anggota DPRD Klaten yang membidangi untuk menyampaikan solusi penanganan sampah, terangnya.

Dijelaskan, program TPS3R yang selama ini berjalan hanya mampu mengurangi 10-20 persen penanganan sampah di Klaten. Untuk penanganan sampah pasar DLHK akan mengusulkan kepada Bupati tentang perlunya memorandum of understanding (MOU) dengan DKUKMP yang menyangkut beberapa hal.

“Untuk efisiensi penggunaan tempat pembuangan sampah akhir di troketon, akan diusulkan adanya pabrik pengelolaan sampah, namun yang menjadi kendala adalah operasionalnya yang cukup mahal mencapai milyaran rupiah”,jelasnya. (Nur)