Sieradmu.com Klaten – Ribuan guru raudhlotul athfal (RA) dan bustanul athfal (BA) mendapatkan pencerahan dari Trainer sekaligus Pendongeng Nasional Ustadz Wuntat Wawan Sembodo dari Jakarta di gedung Sunan Pandanaran Klaten, Kamis (17/4/2025).

Kegiatan ini dihadiri Bupati Klaten yang diwakili Asisten I Sekda, Jaka Purwanto, Kepala Kantor Kementrian Agama Klaten, Anif Sholikhin dan seluruh jajarannya, perwakilan dari Dinas Pendidikan, Ketua Majelis Dikdasmen PAUD PDA dan lainnya.

Ketua Pimpinan Daerah IGRA Kbaupaten Klaten, Sri Suryati mengatakan kegiatan halal bi halal (HBH) kali ini diikuti 1355 guru RA dan BA di kota bersinar dari 362 lembaga, kegiatan ini sekaligus sebagai sarana untuk menimba ilmu dan pembinaan bagi para guru sebagai bekal dalam menjalankan tugasnya di sekolah masing-masing.

“Tema yang diambil dalam kegiatan halal bi halal kali ini adalah Merajut Silaturahmi, Perkuat Sinergi Memperkuat Silaturahmi Untuk Negeri, selain sebagai ajang untuk menimba ilmu, kegiatan ini sekaligus sebagai ajang konsolidasi PD IGR Kabupaten Klaten terhadap para guru RA maupun BA di Klaten”,katanya

Lebih lanjut dijelaskan, setelah berikrar saling memaafkan baik secara pribadi maupun kedinasan usai menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, melalui pertemuan ini sekligus sebagai wahana untuk menimba ilmu mendapatkan pembinaan dari Ustad Wuntat dengan beragam pengalaman yang dimiliki.

“Harapannya apa yang  didapatkan dari nara sumber dan pembinaan dari Kakankemenag Klatenhari ini sebagi bekal dalam meningkatkan kinerja para guru RA maupun BA guna meraih prestasi dalam rangka mendidik mencerdaskan calon generasi bangsa dimasa yang akan datang”,jelasnya.

Ustad Wuntat Wawan Sembodo dalam kesempatan tersebut menguraikan hikmah halal bi halal yang dibawakan secara komunikatif dengan para guru.  Perayaan Halal bi Halal dalam momentum lebaran dengan simbol Ketupat atau kupat yang sarat dengan makna.

“Dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya adalah mengakui kesalahan. Ngaku lepat diimplementasikan dalam bentuk sungkeman di hadapan orang tua. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun. Ngaku lepat juga bermakna saling mengakui dan memaafkan kesalahan satu sama lain”,ucapnya.

Sedangkan laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan lebaran. Empat tindakan tersebut adalah lebar, luber, lebur, dan labur. Lebar artinya seseorang akan bisa terlepas dari kemaksiatan. Lebur artinya lebur dari dosa. Luber artinya luber dari pahala, keberkahan, dan rahmat Allah SWT. Sementara labur artinya bersih.

Sementara itu Kepala Kantor Kemenag Klaten, Anif Solkhin mengpresiasi kinerja para guru RA BA di Klaten, meskpun dengan berbagai keterbatasan namun dapat melahirkan siswa berprestasi.

“Luar biasa IGRA Klaten, para pendidik harus  terus berjuang meski dengan berbagai keterbatasan, prestasi yang ditampilkan tadi juga sangat menyentuh, melalui momentum Halal bi Halal ini tentu menjadi penyemangat dalam mengajar anak didiknya”,ujar Anif.

Asieten I Sekda Klaten, Jaka Purwanto menyebut peran para guru yang tergabung dalam IGRA sangat penting dalam mendidik anak di usia dini. Untuk itu kedepannya perlu bersinergi dengan Pemkab dalam mewujudkan Klaten yang maju mandiri dan berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut PD IGRA Klaten juga menyerahkan hadiah bagi para pemenang lomba Gerakan Nasional Cinta Qur’an 2 untuk cabang Pildacil, Tahfid dan penampilan dai cilik lomba Pildacil juara I tingkat Solo Raya. (Nur)