Bagi sebagian besar peserta didik, pelajaran matematika selalu dianggap sebagai  pelajaran yang sulit dan rumit untuk dipelajari. Hal tersebut terjadi karena pelajaran matematika selalu berhubungan dengan angka, rumus, dan berhitung. Penyebab lain dari hal tersebut adalah kegiatan pembelajaran yang kurang menarik dan monoton. Pada saat pembelajaran didominasi menggunkan metode ceramah sehingga peserta didik tidak terlibat aktif hal ini yang membuat mereka sulit memahami materi yang disampaikan. Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi karena penanaman konsep matematika pada kelas rendah merupakan hal penting sebagai bekal pengetahuan yang akan diterapkan di tingkat pendidikan selanjutnya. Pada pembelajaran materi konversi satuan panjang di kelas II SD, guru harus bisa menguasai materi dan mendalami berbagai macam strategi pembelajaran agar materi yang disampaikan lebih mudah dipelajari dan diterima. Peserta didik di kelas II SD pada umumnya masih dalam tahapan berpikir konkret. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kegiatan pembelajaran yang menyenangkan melalui penerapan strategi pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran menyenangkan dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik dengan berbagai metode yang diterapkan, sehingga saat pembelajaran berlangsung peserta didik tidak merasa bosan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu proses pembelajaran yang berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Sebagai seorang guru, dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar harus bisa berperan menjadi fasilitator peserta didik dalam belajar, sehingga potensinya dapat berkembang dengan optimal. Dalam suatu kelas peserta didik mempunyai beragam karakter yang berbeda sehingga untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka tentu saja harus bisa dilayani dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, guru harus bisa memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Melalui proses penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang meliputi diferensiasi konten, proses, dan produk, peserta didik bukan hanya dapat memaksimalkan potensi mereka, tapi mereka juga dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik baik dari segi kesiapan belajar, minat, atau profil belajarnya. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi bisa diartikan usaha menyesuaikan pembelajaran di kelas untuk memenuhi  kebutuhan belajar individu setiap peserta didik. Inovasi guru dalam pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan pemetaan gaya belajar peserta didik melalui tahapan diantaranya:

  • Konten: Guru membuat angket yang berisi pilihan gaya belajar peserta didik diantaranya auditori, visual dan kinestetik. Gaya belajar auditori mampu memproses informasi secara baik dengan mendengarkan. Gaya belajar visual, peserta didik lebih mudah menerima informasi melalui ilustrasi gambar, , video animasi, warna, simbol dan grafik. Sedangkan, gaya belajar kinestetik cenderung lebih mudah menerima informasi melalui praktik secara langsung, menggunakan panca indera untuk memahami informasi.
  • Proses: Guru membuat rancangan pelaksanaan pembalajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Mengingat keberagaman gaya belajar yang dimiliki peserta didik, maka guru membuat media pembelajaran yang beragam. Gaya belajar auditori menggunakan media lagu dengan judul yang sudah ada kemudian diubah liriknya sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu mengenal satuan panjang. Gaya belajar visual menggunakan media pembelajaran berupa power point berisi tulisan dan gambar terkait materi yang dipelajari. Sedangkan, gaya belajar kinestetik menggunakan media “Papan Sanjang” dan memberikan proyek yang harus dikerjakan berupa kegiatan praktik langsung melakukan pengukuran panjang daun di lingkungan sekolah yang kemudian diubah (satuan cm ke m). Kegiatan belajar dilaksankan secara berkelompok tujuannya agar peserta didik saling bekerjasama dalam proses pembelajaran.
  • Produk: Pada tahap diferensiasi produk merupakan wujud pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang ditunjukkan kepada guru. Produk pembelajaran memungkinkan guru menilai kemampuan peserta didik dan sebagai penentu unuk pembelajaran selanjutnya. Adapun jenis produk yang dihasilkan sangat bervariasi, bisa berbentuk tulisan hasil pengamatan, presentasi, video, lagu, dan sebagainya. Produk yang dihasilkan yaitu peserta didik mampu mengenal satuan panjang dan aturannya, serta mampu mengkonversi satuan panjang.

Penulis: Fina Hastiwi, S.Pd | Mahasiswa PPG PGSD Prajabatan 2022 Universitas Ahmad Dahlan

SMK Muhammadiyah Delanggu Klaten
Unlimited Hosting WordPress Developer Persona