Sieradmu.com Klaten- Pondok Pesantren Muhammadiyah (Muhammadiyah Boarding School) Klaten bersiap lebih dini menghadapi tahun ajaran baru 2025/2026. Pesantren pencinta Al-Quran ini mewajibkan seluruh asatidz mengikuti pembekalan (in house training) selama 9 hari.
In House Training yang dirangkai dengan rapat kerja jajaran civitas MBS Klaten dibuka Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal (PNF), Wahono, sekaligus menyampaikan paparan, mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten di Kampus I MBS , Kompleks Masjdi Annur, Sangkal Putung, Barenglor, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah, Selasa.
Nampak hadir mendampingi Ketua Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten adalah Ustadz Musta’in yang juga menyampaikan materi pembekalan dan lainnya.
Mudir MBS Klaten, Ustadz KH. Muhammad Fachrudin Sasmita.L.C mengatakan, rapat kerja dan IHT yang mengusung slogan Tajdid (pembaharuan), perubahan(taghyir) wa Taqqadum (berkemajuan), ini sebagai langkah dini menghadapi tahun ajaran baru bagi MBS Klaten melibatkan berbagai aspek, mulai dari perencanaan kurikulum hingga penataan lingkungan belajar.
“Kami perlu memastikan kesiapan semuanya mulai dari sarana prasarana, mempersiapkan tenaga pendidik (asatidz), menyusun program orientasi santri baru dengan melihat hasil evaluasi pelaksanaan rapat kerja tahun sebelumnya”,katanya.
Melalui momentum ini menurutnya, MBS Klaten menginginkan menjadi lebih baik dalam segala hal, termasuk dalam penguatan pendidikan karakter para santri dalam hal ibadah, aqidah dan akhlak serta peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang juga menjadi program prioritas tahun ini di MBS Klaten.
“Jika melihat perkembangan kualitas generasi kita yang dinilai masih sangat memprihatinkan, terlebih di era digitalisasi seperti saat ini maka MBS Klaten harus ikut berperan menyiapkan generasi yang kuat, handal berkarakter islami, berpendidikan sehingga benar-benar menjadi kader yang mumpuni”,ucapnya.
Terkait dengan pelaksanaan IHT yang dilaksanakan, hal ini berkaitan dengan penguatan SDM para asatidz untuk mendapatkan banyak wawasan, pengalaman, sharing pengembangan program, outputnya agara pelayanan pendidikan boarding di MBS Klaten ini semakain meningkat kualitasnya.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pendidikan Non Formal, PDM Klaten, Wahono dalam kesempatan tersebut mengapresiasi capaian kinerja civitas di MBS Klaten sebagai Pondok Pesantren Muhamamdiyah memiliki keunggulan.
“Kami mendorong jajaran civitas MBS Klaten menyiapkan penerapan penerapan Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah Holistik Integratif”,ujarnya.
Wahono menyebut, Penerapan Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah Holistik Integratif memerlukan beberapa langkah persiapan yang komprehensif. Ini melibatkan pembaruan kurikulum, pelatihan asatidz, penyediaan fasilitas, dan penyesuaian model pembelajaran agar sesuai dengan prinsip holistik dan integratif. Penting juga untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam proses ini untuk memastikan keberhasilan implementasi. (Nur)