Pembelajaran etnosains merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Pembelajaran etnosains dilaksanakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dengan cara memasukkan budaya yang berkembang di masyarakat ke dalam pembelajaran. Keikutsertaan peserta didik dalam belajar akan memunculkan nilai-nilai yang di tanamkan melalui pengalaman hidup dan rasa empati terhadap lingkungan dengan demikian guru tidak hanya menyampaikan secara teori, namun juga dapat mentransferkan nilai-nilai apa yang diambil dari kegiatan pembelajaran melalui pendidikan karakter.

Sebelumnya apa itu pembelajaran? Pembelajaran merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan dalam pendidikan. Pembelajaran sederhananya adalah proses transfer informasi antara guru dengan siswa. Guru memiliki tugas dalam menjadikan peserta didiknya sukses dalam proses pembelajaran. Kesuksesan belajar peserta didik dapat dilihat berdasarkan seberapa paham peserta didik terhadap hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran IPA berbasis Etnosains dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap materi yang diajarkan guru dikelas. Maka dari itu, guru sebisa mungkin harus inovatif dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

Langkah yang di lakukan dalam pembelajaran tahap pertama adalah perencanaan, tahap kedua pengembangan dan tahap ketiga evaluasi, pada tahap pengembangan ini ada tiga hal yang harus dianalisis yaitu analisis kebutuhan, analisis karakteristik peserta didik, dan analisis materi pembelajaran. Rencana pelaksanan pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan tahapan berdampak pada peningkatan aktivitas peserta didik. Pengamatan pada aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui keterlibatan peserta didik dalam melakukan kegiatan. sebagian besar kegiatan pembelajaran peserta didik diantaranya seperti membaca buku, mencatat hal-hal penting, menyiapkan alat dan bahan, melakukan pengamatan, berkelompok dan berdiskusi dengan teman lain, mempresentasikan hasil kerja kelompok, bertanya atau menyampaikan pendapat, dan membuat kesimpulan.

Maka dari itu, Guru harus dapat menentukan budaya lokal dan memilah materi yang akan dilakukan dalam pembelajaran sains berbasis budaya lokal, sumber belajar yang yang dapat digunakan dalam pembelajaran etnosains adalah lingkungan sekitar, literatur, audio visual, dan internet, dan Guru dapat menggunakan berbagai macam metode dalam pembelajaran etnosains. Adanya studi pendahuluan untuk menganalisis tentang cara meningkatkan pemahaman nilai kearifan lokal dan kualitas pembelajaran melalui etnosains, maka diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengembangan model pembelajaran yang berbasis etnosains untuk pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

Ditulis oleh:
Eka Rahmawati
PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo